Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Bola

22 September, Hari Ini 2 Tahun Lalu Juara AFF Cup U-19

22 September 2015   05:31 Diperbarui: 22 September 2015   06:57 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tendangan penentu kemenangan Indonesia (foto by Adi Adrian)"]

[/caption]

Tata Kelola Pembinaan Sepakbola dari Usia Dini

Jauh dari hingar bingar pemberitaan bahwa beberapa waktu lalu AFF Cup U-19 digelar pada 22 Agustus hingga 4 September 2015 di Laos dengan Thailand tampil sebagai juaranya ketika di partai final mengalahkan Vietnam dengan skor telak 6-0. Indonesia absen pada kejuaraan AFF Cup tahun 2015 ini. Sedangkan setahun sebelumnya, AFF Cup U-19 digelar di Vietnam pada 5-13 September 2014 dengan peserta hanya 6 tim (3 tim dalam 2 group) saja. Indonesia yang dilatih oleh Rudolf Nere, harus pulang lebih awal karena tidak lolos fase group ketika kalah 6-2 melawan Thailand dan kalah 3-0 melawan Myanmar. Jepang yang menyandang predikat sebagai tim undangan, tampil sebagai juara setelah di partai final mampu mengalahkan tuan rumah Vietnam dengan skor tipis 1-0.

Euforia gelar juara 2013 yang menurut saya pribadi merupakan titik anti klimaks. Karena bukannya setelah juara, memacu tata kelola agar lebih baik lagi menyiapkan bibit-bibit muda, tetapi bapak-bapak petinggi d PSSI sana malah asyik memanfaatkan momen juara untuk menggelar Tour Nusantara pasukan Garuda Jaya Timas U-19. Maka tak heran, berbagai kritik banyak dilayangkan kepada federasi sepakbola Indonesia, bahkan banyak diantaranya menyebutnya sebagai Sirkus Nusantara.

[caption caption="Semangat jalan kaki dari hotel menuju Gelora Delta Sidoarjo (foto by Kartollo)"]

[/caption]

Tamparan keras bagi pecinta sepakbola nasional, dimana acuhnya pembinaan adalah salah satu kesalahan fatal yang terus-menerus terulang di sepakbola kita. Anomali bisa kita lihat dari Indra Sjafrie yang mengawali membesut Timnas U-17 berturut-turut menjuarai turnamen HKFA di Hong Kong, hingga membawa tim menjuarai AFF Cup U-19, berlanjut dengan mengalahkan Korea Selatan di partai pamungkas  Pra Piala Asia U-19. Setelah itu? Praktis sampai pada titik itu saja anti klimaks dari proses pembinaan kita.

Yang paling aktual, PSSI mendapat sanksi dari badan sepakbola tertinggi dunia, FIFA. Tanpa harus saling menyalahkan salah satu pihak yang mana, tentu baiknya kondisi ini kita pakai sebagai introspeksi bahwa selama ini ada yang keliru tentang tata kelola sepakbola di negeri ini (terutama dengan pembinaan usia muda), baik itu dari sisi pemerintah maupun dari sisi federasi.  Setelah saling introspeksi dan mengembangkan dengan serius road map demi kemajuan sepakbola di negeri ini, barulah kita mimpikan lagi Evan Dimas-Evan Dimas yang lain, atau Indra Sjafrie-Indra Sjafrie yang lain, akan menorehkan sejarah emas di sepakbola kita melebihi apa yang dicapai pada 2 tahun yang lalu.

[caption caption="Pesta kemenangan bersama Indra Sjafrie di The Sun Hotel, Sidoarjo (foto by Kartollo)"]

[/caption]

Twitter : @BubupTweet
(Pengamat Sepakbola Koplaksiana)

NB :
Tulisan ini saya dedikasikan kepada Mas Panji Kartiko (salah satu pejuang yang kritis terhadap prestasi sepakbola Indonesia) yang telah berpulang ke Rahmatullah pada hari kemarin, 21 September 2015.

[caption caption="Panji Kartiko"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun