Mohon tunggu...
Bryanita Azizah Mioza
Bryanita Azizah Mioza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030041

NIM 20107030041

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fenomena "Zoom Fatigue": Kelelahan Tatap Muka via Online

10 Maret 2021   13:29 Diperbarui: 10 Maret 2021   13:52 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rdk.fidkom.uinjkt.ac.id

Semenjak datangnya wabah Covid-19 ini membuat kita harus melakukan semua aktivitas dari rumah. Seperti kerja dari rumah, sekolah dari rumah, meeting dari rumah, seluruh aktivitas yang awalnya dilakukan tatap muka kemudian diubah melalui daring (via online). Hal ini membuat mereka harus menggunakan berbagai platform konferensi video seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, dan platform lain guna untuk memastikan aktivitas manusia agar dapat berjalan dengan baik.

Sejak 18 Maret 2020, Bernstein Research and Apptopia mengatakan bahwa pengguna zoom melonjak mencapai 200 jt yang pada awalnya hanya sekitar 10 jt pada bulan Desember tahun sebelumnya, dilansir dari (cnbc.com).  

Nah, saking banyaknya aktivitas yang di lakukan di dalam pertemuan online itu, dapat juga menyebabkan yang namanya zoom fatigue syndrome lho guys.

Apa sih zoom fatigue itu?

Zoom fatigue merupakan fenomena kelelahan serta kejenuhan yang berlebihan karena terus menerus melakukan pertemuan video online.

Di kutip dari (Pshyciatric Times, 2020) "Zoom fatigue describes the tiredness, worry, or burnout associated with overusing virtual platforms of communication.1 Like other experiences associated with the coronavirus (COVID-19) pandemic, Zoom fatigue is widely prevalent, intense, and completely new". Jadi, zoom fatigue ini adalah kelelahan, kekhawatiran, atau kejenuhan yang berkaitan dengan penggunaan platform komunikasi virtual yang berlebihan. Seperti dalam kasus pandemi virus Corona (Covid-19), kelelahan Zoom sangat umum, intens, dan benar-benar baru.

Ketidaknyamanan ini terjadi ketika seseorang melihat dirinya sendiri dalam video meeting tersebut, kemudian orang tersebut akan muncul rasa kecemasan. Tak hanya itu, hal lain yang tak terduga pun juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman seperti percakapan yang terganggu, tiba-tiba terhenti karena sinyal, dan respon yang terlambat atau tidak maksimal. Hal tersebut dapat membuat mereka kehilangan kemampuan berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Alhasil, percakapan dan perasaan menjadi kaku, canggung, dan juga dapat meningkatkan kecemasan sosial di lingkungan masyarakat.

Sedangkan menurut Diana Concannon, Psikolog dan Dekan California School of Forensic Studies di Alliant International University, seperti dilansir dari (Healthline), konferensi video juga memberikan efek tampil di atas panggung. Secara tidak langsung, seseorang akan diharuskan untuk tampil atau melihat dirinya sendiri saat sedang berbicara, sehingga membutuhkan lebih banyak energi daripada interaksi secara langsung.

Selain itu, aktivitas konferensi video juga menuntut konsentrasi penuh pada komunikasi, meskipun bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain. Di sisi lain, banyak orang yang merasa canggung untuk mengakhiri video konferensi di tengah komunikasi yang sedang berlangsung.

Adapun dampak yang dapat disebabkan dari zoom fatigue

1. Membutuhkan fokus yang tinggi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun