Mohon tunggu...
Brian Rivan Assa
Brian Rivan Assa Mohon Tunggu... Guru - Elementary School Teacher | Job 42:2

Menulis sebagai Katarsis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terapi Literasi

18 Desember 2020   20:18 Diperbarui: 18 Desember 2020   20:21 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kutukata.id

Sebenarnya tidak ada tolok ukur yang jelas seseorang itu bisa dikatakan sehat lahir batin. Soalnya, seberapa mulus pun perjalanan hidup seseorang tentu ada saja sandungan kerikilnya. Tidak ada orang yang 100% sehat jiwanya. Sebagian sudah jatuh stres, sebagian lagi menyimpang kepribadiannya dan sebagian lagi sudah sampai pada tahap kriminal.

Salah satu pilihan yang secara akademis bisa diterima akal sehat untuk memulihkan jiwa yang sakit seperti itu adalah dengan terapi literasi, yaitu dengan membaca dan menulis. Bagaimana secara sederhana kita memanfaatkan kata, kalimat dan paragraf untuk meredam rasa tertekan dan meyembuhkan jiwa yang sakit.

Perlu digaris-bawahi, membaca dan menulis yang dimaksudkan di sini bukanlah dalam pengertian membaca dan menulis demi target tertentu, seperti penulisan karya fiksi untuk dipublikasikan oleh sebuah penerbit atau karya ilmiah untuk dimuat dalam jurnal akademis. Tetapi lebih dalam pengertian sebagai katarsis atau cara paling ampuh untuk menumpahkan semua uneg-uneg yang mengganjal jiwa dan tertimbun di alam bawah sadar.

Katarsis adalah pelepasan emosi-emosi yang terpendam. Proses katarisis ini sangat penting bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah-masalah emosional (menyedihkan, mengecewakan, menjengkelkan) yang seringkali tidak mau mengungkapkannya kepada orang lain.

Pertama kali yang harus dilakukan adalah banyak membaca dan berefleksi untuk memperluas wawasan dan perspektif dalam memandang kehidupan. Hal ini perlu kita lakukan untuk menutupi keterbatasan kita sebagai manusia yang hanya mampu memikirkan dan menilai segala sesuatu dari apa yang dilihat dan didengar saja.


Kedua, mengonkretkan permasalahan dengan cara menulis. Dengan menulis, semua permasalahan yang sebelumnya abstrak dan berkecamuk dalam pikiran bisa menjadi konkret dan terbaca. Sehingga kita bisa lebih mudah memetakan, menganalisis permasalahan sekaligus membuang dari pikiran semua pikiran negatif, kecemasan, khawatir berlebihan, aneka fobia dan sebagainya. Berdasarkan penelitian, selain dapat membantu Anda melepaskan berbagai perasaan negatif, menulis juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif, menurunkan gejala radang sendi, asma, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Ketiga, membaca lagi dalam rangka mengisi jiwa dengan pikiran positif, memperkayanya dengan imajinasi. Dan, supaya semua itu bisa terwujud dengan baik jagalah fisik agar tetap bugar dengan berolah raga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun