Mohon tunggu...
Brian ErrandoLimanjaya
Brian ErrandoLimanjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Airlangga angkatan 2021. Menulis berdasarkan pengalaman pribadi saya. Semoga dapat membantu bagi yang membaca artikel saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Turut Serta dalam Upaya Penurunan Stunting, Mahasiswa Universitas Airlangga Gelar Program "Kampung Emas 2.0" di Keluarahan Ketintang Surabaya

13 Desember 2023   22:24 Diperbarui: 13 Desember 2023   22:40 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok 142 saat penerjunan ke lapangan (Dokpri)

Program 'Kampus Emas 2.0' merupakan program kegiatan mahasiswa belajar di luar kampus dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat menuju kawasan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan di Kota Surabaya. Tahun ini, kegiatan yang  didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya, melibatkan 459 mahasiswa yang diterjunkan ke 153 kelurahan yang ada di Kota Surabaya, salah satunya adalah Keluarahan Ketintang.

Kegiatan ini merupakan program lanjutan setelah pada tahun sebelumnya dilaksanakan dengan program 'Kampung Emas 1.0' dengan tema 'Penguatan Lima Pilar dalam Percepatan Penurunan Stuntung', yang dilaksanakan di 144 kelurahan di Kota Surabaya. Pada program 'Kampung Emas 2.0' dengan tema 'Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting'. Kegiatan ini menjadi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Airlangga. Program 'Kampung Emas 2.0' merupakan kerjasama Universitas Airlangga di dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur yang terdiri dari 20 Perguruan Tinggi di Jawa Timur dengan Pemerintah Kota Surabaya. Peserta program Kampung Emas merupakan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di Universitas Airlangga.

Kelurahan Ketintang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Gayungan. Beruntung, jumlah penderita stunting di Kelurahan Ketintang tegolong rendah. Namun, masih perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat Ketintang mengenai stunting untuk menurunkan risiko akan peningkatan stunting. Mengingat adanya beberapa faktor yang dapat meningkatkan stunting, seperti kurangnya pemahaman ibu terhadap pola asuh anak, terdapat beberapa ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi, dan kurangnya akses balita terhadap makanan begizi. Kelompok yang diterjunkan di Kelurahan Ketintang merupakan Kelompok 142 yang beranggotakan 3 orang, yaitu Haura Khairunnisa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Ushaq Legenda dari Fakultas Keperawatan, dan Brian Errando Limanjaya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kelompok 142 dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Atika Anif Prameswari, S.Gz., M.PH, Dietisen. Program dilaksanakan dari bulan Oktober hingga Desember 2023.

Stunting terjadi pada saat Tinggi Badan (TB) anak berada di bawah rata-rata tinggi badan anak seusianya. Salah satu penyebab dari stunting adalah kurangnya gizi sejak di dalam kandungan hingga masa awal bayi lahir sampai dengan usia balita. Stunting dapat terjadi saat masih dalam kandungan dan mulai terlihat saat anak berusia dua tahun. Stunting disebabkan oleh banyak faktor sehingga tidak bisa dipungkiri berasal dari faktor lain selain faktor gizi yang buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.

Intervensi yang berperan besar dalam mengurangi prevalensi stunting yang dimulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan masa awal kehidupan saat janin terbentuk di dalam kandungan (270) hari hingga dua tahun pertama kehidupan (730) yang disebut sebagai golden period. Di dalam kandungan, organ-organ seperti otak, jantung, hati, ginjal, paru-paru, dan tulang mulai terbentuk dan berkembang dalam masa dua tahun setelah kelahiran. Masa 1000 HPK sangatlah krusial karena pada masa itu, kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak sanagt pesat dan beresiko tinggi yang berdampak pada kualitas dan kesehatan generasi di masa yang akan datang. Pada masa ini, asupan gizi mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga anak perlu diperhatikan. Dengan demikian, sasaran pada program Kampung Emas kali ini adalah Calon Pengantin, Ibu Hamil, dan Bayi Balita yang tinggal dan berada di Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.

'Kampung Emas 2.0' memiliki 3 program unggulan. Program tersebut meliputi LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi), dan FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan Lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani). Pada program LADUNI, intervensi yang dilakukan merupakan distribusi dan monitoring konsumsi suplemen laduni pada calon pengantin dan ibu hamil. Pada program SBCC-BESTIEZ, intervensi yang dilakukan merupakan sosialisasi dan edukasi terkait gizi ibu hamil dan calon pengantun, laduni, serta demonstrasi formulasi pangan beriman dengan sasaran calon pengantin dan ibu hamil. Terakhir, pada program FORMULA PANGAN BERIMAN, intervensi yang dilakukan merupakan formulasi pangan dengan bahan protein hewani dengan harga terjangkau yang didapatkan berdasarkan hasil analisis pada pasar di sekitar Kelurahan Ketintang.

Pelaksanaan Program SBCC-BESTIEZ (Dokpri)
Pelaksanaan Program SBCC-BESTIEZ (Dokpri)

Diseminasi Awal Hasil Analisis Situasi (Dokrpi)
Diseminasi Awal Hasil Analisis Situasi (Dokrpi)

Selain program yang telah disebutkan, ada beberapa program lain yang dilaksanakan. Program tersebut merupakan analisis situasi yang menganalisis terkait masalah KB pasca persalinan, masalah gizi, pengetahuan dan konsumsi gizi, konsumsi suplemen gizi, pola asuh, dan kesehatan mental calon pengantain dan ibu hamil, pengembangan media edukasi, survei pasar, dokumentasi praktik PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak), serta berpartisipasi dalam kelas calon pengantin.

Survei Pasar Karah (Dokpri)
Survei Pasar Karah (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun