Hadirnya jaringan internet seakan membuka gerbang akan lahirnya media online. Seiring waktu, media juga terus berevolusi untuk memperbaiki diri hingga menjadi sebuah media yang dapat menjadi wadah bagi jurnalisme online.
Media online tumbuh pesat sekitaran tahun 1990-an dalam rupa jaringan yang disebut World Wide Web (WWW). Tim Barners Lee melakukan percobaan dan menemukan program editor dan browser ternyata mampu menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya.
Jejak Lampau Media Online
Jejak awal media online dimulai ketika Ted Nelson seorang mahasiswa Sosiologi Harvard merumuskan konsep hypertext pada tahun 1963. Ketika menjadi seorang Profesor Sosiologi di Vassae College di tahun 1965, Nelson mencoba memberikan kuliah yang dikutip dalam koran mahasiswa dan ini menjadi lahirnya referensi cetak pertama 'hypertext' di tanggal 3 Februari 1965.
Cikal bakal internet saat ini berawal dari ARPANET (1969) yang merupakan jaringan komputer buatan Departemen Pertahanan AS dengan tujuan awal untuk menahan serangan nuklir lawan di medan perang. Kemudian, jaringan tersebut berubah hingga sekarang menjadi DARPA (Defense Advanced Research Project Agency) sejak tahun 1972.
Perlahan tapi pasti, media online juga dirasa berawal dari teletext (1974) yang berkembang hingga hadirnya videotext pertama. Ini dinilai sangat interaktif dan mendukung komunikasi dua arah. Dengan adanya grafik dan tampilan foto membuat videotext jauh lebih baik dari teletext.
Di tahun 1981 -- 1982, muncul basis komputer pertama dengan tiga layanan online dial-up yaitu compuserve, the source dan prodigy. Lebih lanjut, komputer pertama dengan nama Macintosh milik Apple berhasil terjual 50.000 unit di tahun 1983.
Hadirnya Jurnalisme Online
Dengan berkembangnya WWW di tahun 1990-an, maka situs jurnalisme pertama di web dapat diluncurkan pada Oktober (1993) oleh University Florida. Artikel pertama tentang web muncul di New York Times.
Tidak hanya itu, surat kabar pertama yang menerbitkan melalui web, Palo Alto Weekly di California yang memulai posting dua kali seminggu. Hingga tahun 1995, telah lebih dari 150 outlet berita di Amerika Serika hadir dalam edisi online.
Beragam berita hadir dalam munculnya artikel atau surat kabar edisi online. Mulai dari pengeboman Kota Oklahoma, aksi bunuh diri anggota Heaven's Gate, hingga berita hoax terkait jatuhnya penerbangan TWA 800 oleh rudal angkatan laut AS.
Jurnalisme online terus memperbaiki diri dengan berbagai konten berita yang dimuat, hingga pada tahun 2000 situs-situs berita utama mulai melibatkan audiens dalam berita yang diliput.
Rekam Jejak Jurnalisme Online Indonesia
Hadirnya internet di tahun 1990-an juga membuka peluang bagi lahirnya jurnalisme online di Indonesia. Dengan layanan internet hadir secara komersil oleh Indonet, Indonesia memiliki jurnalisme online pertama yaitu Republika.co.id.
Lalu diikuti oleh Tempointeraktif.com yang beralih ke media online setelah adanya pembredelan yang dilakukan oleh Orde Baru pada salah satu majalahnya. Disusul pula oleh Kompas pada tahun 1997.
Awalnya, hadirnya jurnalisme online di Indonesia dinilai tidak membawa sebuah pembaharuan yang berarti. Pasalnya, media seakan hanya memindahkan artikel atau tulisan yang dalam versi cetakan untuk dimuat secara online. Sehingga, tidak ada perbedaan yang berarti. Ini dilakukan oleh Republika dan Kompas.
Tetapi, Detik.com hadir berbeda. Detik.com tidak menyamakan artikel versi cetakan dengan online. Hal ini dikarenakan, Detik.com memiliki versi cetak namun tidak berumur panjang sehingga memilih fokus pada media online.
Beragam media dan personal berbondong untuk meraup keuntungan melalui media online hingga mencapi 500-an media online.  Namun tidak berjalan mulus. Pasalnya hingga tahun 2003 satu per satu telah tutup.
Beberapa media yang telah hilang dari peredaran antara lain Satunet.com, Astaga.com, Berpolitik.com, Kafegaul.com, Satuwanita.com, dan lain lain.
Selain itu, ketatnya pengawasan terhadap media khususnya cetak oleh pemerintahan Orde Baru 1998 menjadi pemicu lahir dan berkembang jurnalisme online di Indonesia. Saat itu, semua berita mengenai jatuhnya Orde Baru disebarkan melalui media online oleh aktivis pro demokrasi seperti kdpnet.activist.com atau kdp.usa.net
Pengguna Media Online Terkini
Berikut data yang dipaparkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia terkait jumlah pengguna media online termasuk jurnalisme online di Indonesia