Mohon tunggu...
agung bramantya
agung bramantya Mohon Tunggu... -

bukan siapa-siapa. disini hanyalah sekedar "mampir"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Trio Fluida Pintar

13 Desember 2009   00:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:58 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_37242" align="aligncenter" width="175" caption="mekanisme clustering structure yang terjadi di dalam fluida magneto-reologi (http://www.lord.com/)"][/caption] Artikel sebelumnya berisi pengantar pembuka (sudah pengantar, pembuka lagi)  tentang trio fluida pintar, yaitu fluida elektro-reologi, fluida bermagnet dan fluida magnet-reologi. Mari sejenak membayangkan, segelas cairan biasa berada di depan anda, cairan tersebut mula-mula diam dan tenang. Namun tiba-tiba cairan tersebut BERGERAK, berubah bentuk lalu menari-nari didepan anda, tanpa terjadi suatu kontak langsung terhadap cairan tersebut, baik disentuh, diobok-obok, dituang apalagi di goyang-goyang. Silakan lihat videonya. Cairan tersebut tiba-tiba menari indah ketika didekatkan (non-kontak) kepadanya medan listrik (kasus fluida elektro-reologi) atau medan magnet (kasus fluida bermagnet dan magnet-reologi). Itulah sejatinya alasan dasar, kenapa ketika fluida itu menjadi pintar. Pintar berubah sifat dan karakter. Selanjutnya, mari kita berkenalan satu-persatu dengan ketiga trio fluida pintar. 1. Fluida Elektro-reologi (electrorheological fluids) Mungkin, yang pertama kali melakukan percobaan pembuatan dan penerapan cairan fluida yang merespon kondisi luarnya adalah Pak Winslow pada tahun 1940. Kenapa saya awali dengan “mungkin”? Sebab ide atau niatan membuat fluida pintar ini sudah ada sejak 150 tahun yang lalu. Lalu Pak Winslow lah yang berhasil melakukan percobaan pembuatannya. Kebanyakan fluida elektro-reologi merupakan dispersi dari partikel dielectric yang tersuspensi pada non-conducting liquid (cairan yang bersifat bukan konduksi, alias tidak mampu hantar listrik). Mudahnya, anda punya partikel (bulet kecil-kecil) dari bahan dielectrik kemudian dicampur dengan cairan tak mampu hantar listrik, misal silicone-oils, hingga sifat campuran seperti suspensi. Itulah fluida elektro-reologi. Yield stress, tegangan geser, yaitu gaya luar yang diperlukan untuk menggeser fluida tersebut, dari keadaan diam kemudian mengalir. Fluida elektro-reologi mula-mula mempunyai nilai yield stress relatif kecil, ya iyalah…cairan gitu loh… Namun ketika medan listrik dari luar diaplikasikan, nilai yield stress-nya menjadi meningkat dengan drastis, alias susah untuk mengalir. Mekanisme yang sering digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah ketika medan listrik luar (ordenya sekitar kV/mm) diaplikasikan kepada fluida elektro-reologi, menimbulkan efek dipole (pe-dua-kutub-an) dari dielektrik partikel yang tersuspensi dalam cairan tsb. Berubahnya sifat dialektrik partikel hingga mempunyai kutub ini menyebabkan partikel kecil-kecil saling mendekat satu sama lainnya, sesusai sifat kutub masing-masing. Sehingga terciptalah rantai/susunan partikel searah dengan medan listrik. Lihat animasi diawal artikel. Bentuk daripada susunan rapi jajaran partikel yang berbentuk seperti rantai inilah yang menyebabkan nilai yield stress menjadi naik secara dramatis. Definisi pendahuluan tentang fluida pintar jenis ini dicukupkan sampai disini, ntar disambung lagi yang lebih dalam jika memungkinkan. Kini, aplikasi dari fluida elektro-reologi telah mempunyai pangsa pasar tersendiri, diantaranya: -         controllable valve and shakers -         controllable machinery and engine mount -         controllable clutch and brakes -         controllable dampers Mungkin ada sebagian peralatan ini pernah anda lihat, sekilas lihat, bahkan anda pakai dan operasikan terutama di perusahaan-perusahaan besar. Namun yang tampak nyata di depan anda hanyalah kemudah-aturan dan kecanggihan peralatan tersebut. Siapa sangka dibalik produk-produk tersebut tersimpan keruwetan dan keunikan aspek science dan teknologi yang membikin dahi berkerut, kening melebar, dan otak berputar sekian banyak peneliti dan sekian lama waktu yang diperlukan, hehehehe… 2. Fluida Bermagnet (magnetic fluids) Pada tahun 1960-an, Pak Rosensweig menjadi pelopor penelitian pembuatan dan aplikasi dari fluida bermagnet. Kemudian setelah beberapa saat setelah penelitiannya berkembang, beliau mendirikan perusahaan yang dikenal dengan Perusahaan Ferrofluidics. Fluida bermagnet terdiri atas partikel bermagnet (superparamagnetic particle) berukuran sangan kecil (skala nano, < 10 nm) yang terdispersi dalam cairan pembawa. Tahukan seberapa kecil ukuran nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta meter. Suangaat kecil bukan. Campuran dispersi antara partikel magnet dan cairan pembawa cenderung bersifat stabil (tidak terjadi sedimentasi/pengendapan), disebabkan pergerakan Brownian (Brownian motion) yang terjadi ketika kita mencampur partikel sangat kecil kedalam suatu cairan. Mudahnya, ketika anda mengaduk gula dalam segelas air, gulanya tidak akan mengendap dibawah jika adukannya merata. Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil sekali lalu tersuspensi kedalam air, dan cenderung stabil. Para peneliti juga berhasil menaikkan performa stabilitas fluida bermagnet dengan menambahkan surfactant, suatu zat yang mencegah menempelnya partikel magnet satu sama lainnya, sehingga penggumpalan bisa dihindari. Sehingga stabilitas fluida bermagnet dapat dipertahankan lebih lama lagi. Fluida bermagnet akan berubah sifat dan karakternya ketika dikenakan medan magnet. Viskositas adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida bermagnet. Karena waktu respon yang diperlukan sangat pendek (dalam orde mili-second), maka kemampuan mudah-aturnya cepat mendapat perhatian pangsa pasar. High-pressure seal dan media pendingin loudspeaker adalah salah dua produk yang digemari pasar saat ini. 3. Fluida Magnet-reologi (magnetorheological fluids) Tibalah saatnya kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida magnet-reologi. Secara umum komposisinya sama dengan fluida bermagnet, yaitu: partikel magnet + cairan pembawa + surfactant. Cuma bedanya adalah ukuran partikel magnet dalam orde mikro-meter (seperseribu meter) dan peran surfactant yang sangat besar untuk mencegah proses pengendapan. Pergerakan Brownian tidak terjadi pada fluida jenis ini, karena ukuran partikel relatif besar.

Hal yang menakjubkan dari sifat fluida magnet-reologi ini adalah kemampuannya berubah fase menjadi semi-padat bahkan cukup padat hingga dapat dikategorikan fase padat (solid phase). Menarik bukan? Sebuah cairan yang mampu bergerak lincah kesana kemari dengan tegangan geser relatif rendah, lalu tiba-tiba zeepht….. diam tak bergerak dan padat mengeras. Persis seperti dalam cerita Naruto (tau khan? Cerita ninja kartun berasal dari Jepang ityuu), di kisah Naruto ada tokoh bernama Gaara dengan kemampuan spesifik mengubah pasir menjadi sekeras baja. Sifat mudah atur inilah yang membuat fluida magnet-reologi cepat merebut minat para peneliti maupun pengusaha. Fluida ini dapat diaplikasikan pada pengaturan aktif (active control) vibrasi/getaran dan mentransfer gaya torsi (transfer of torque). Audi, Cadillac, Chevrolet, Ferrari adalah beberapa perusahaan otomotif yang telah menerapkan suspensi aktif berbasis fluida magnet-reologi, dengan nama paten Delphi’s MagneRide. Jembatan Dong Ting di China juga memakai fluida pintar ini untuk meredam hembusan angin samping yang usil dan juga hentakan gempa yang arogan. Bahkan kendaraan perang di Amerika sudah mulai memakai teknologi peredaman ini untuk menjamin kenyamanan tentaranya dalam bertempur (nyaman dan tenang saat perang, ampyun dech) . Dan masih banyak lagi pernak-pernik teknologi berbasis fluida pintar ini. Demikianlah perkenalan singkat kita kepada Trio Fluida Pintar. Mudah-mudahan pembaca bisa memahami uraian singkat tersebut. Yakinlah, gelombang pasang fluida pintar yang sudah mulai mengimbas Negara maju beberapa dekade yang lalu, pasti riaknya akan sampai ke Indonesia. Dan marilah kita bersiap-siap menyambutnya… Atau untuk kesekian kalinya, Negara kita yang besar ini hanya menjadi ajang sasaran pangsa pasar produk baru, alias konsumen yang meng-kaya-kan Negara yang sudah kaya tersebut. Lalu generasinya sekedar menjadi pengagum hebatnya teknologi dan melongo akan pengetahuan yang ada, tanpa bisa berbuat lebih banyak.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun