Lloyd yang dekat ke area district business,pusat pendidikan, perbelanjaan dan perkantoran juga memudahkan keluarga milenial dalam aktualisasinya. Walaupun ada yang beraktivitas jauh dari lokasi hunian, akses tol Alam Sutera juga tersedia. Lokasi strategis ini tentunya memudahkan penghuni dalam menunjang aktivitas setiap harinya.
Menurut Pak Yayat Supriatna, sebuah hunian akan memberi efek kualitas hidup terhadap penghuninya. Maka, Lloyd pas konsepnya untuk keluarga generasi milenial yang suka kepraktisan dan ruang yang luas ntuk memunculkan ide-ide kreatif. Ruang terbuka hijau yang didesain luas serta lengkap salah satunya, bisa menjadi ruang kreativitas untuk berkegiatan yang menyenangkan, menyegarkan dan memacu produktivitas.
"Bayangkan, jika seseorang bekerja di kota besar dengan pekerjaan yang hectic,kemacetan yang dahsyat dan kondisi badan luar biasa lelah pikiran dan fisik. Tetapi ketika kembali ke rumah yang rapi, bersih, hijau dan menyenangkan, kelelahan itu terbayar walau sejauh apapun." Ujar Pak Yayat.
Pak Yayat juga menjelaskan bahwa suatu kota dibangun harus berbanding lurus dengan membangun mental-mental warganya agar keharmonisan hunian benar-benar tercipta. Fasilitas dan infrastruktur yang tersedia akan menjadi fungsional jika warganya disiplin dan kebiasannyadapat menyesuaikan dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Membangun mental warga kota yang dibangun juga mencakup pada sikap empaty dan kesadaran-kesadaran lainnya.
Lloyd terletak di kawasan residential Alam Sutera, di antara cluster-cluster lainnya. Kawasan ini tertata, luasnya area dapat ditempuh dengan shuttle bus yag beroperasi dari Flavorbliss hingga ujung cluster dengan tarif Rp.5000 rupiah saja sekali jalan. Di area Alam Sutera terdapat IKEA, Decathlon dan tenant-tenant lainnya yang dapat menjadi tujuan wisata belanja atau sekadar shopping window.
Rumah-rumah di setiap cluster juga tak memakai pagar, hal ini sebagai kontrol sosial antar penghuni dan di depan rumah tak nampak bak-bak sampah. Menurut Ibu Lilia, sampah di sana sistemnya dikumpulkan dalam satu plastik dan diambil secara terjadwal. Jadi, tak ada kejadian sampah di luar menumpuk dan dikerubungi lalat. Atau tak ada kejadian warga tak membayar iuran sampah. Karena jika warga tak membayar iuran sampah, sampah yang ada di rumahnya tak akan diambil oleh petugas.
Kami pun berkesempatan mengunjungi Traffic Management Center Room yakni ruangan yang berfungs sebagai pengawas di jalan-jalan kawasan Alam Sutera yang diawasi selama 24 jam. Di sana terdapat 166 kamera dilengkapi monitor yang mengawasi setiap sudut jalan. Biasanya penanganan terhadap kecelakaan atau musibah yang terjadi tak lebih dari 5 menit waktu penanganan.
Di 36 titik pada area-area tertentu juga disediakan Emergency Toweryang berfungsi sebagai alat untuk melapor jika warga mengalami suatu musibah di sekitar jalan atau area lainnya. Misalnya, ketika ada seorang gadis mengalami pelecehan seksual oleh warga luar, bisa langsung menghubungi emergency tower tersebut untuk meminta pertolongan. Tak hanya itu, jika ada yang mengalami kecelakaan atau terjatuh pun bisa manfaatkan alat ini. Dan emergency tower berlaku untuk siapa saja, tak terbatas hanya untuk penghuni Alam Sutera saja.