Mohon tunggu...
Bozz Madyang
Bozz Madyang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Food Blogger

#MadYanger #WeEatWeWrite #SharingInspiringRefreshing #FoodBlogger - Admin Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana - Email: bozzmadyang@gmail.com - Instagram/Twitter: @bozzmadyang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mencecap Waktu, Cicipin Favorit Menu Up2Yu

27 Oktober 2016   20:44 Diperbarui: 27 Oktober 2016   20:51 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tape Bakar Up2Yu Cafe. (Ganendra)

Ada semilir kecil angin melintas menyentuh kulitku. Lebih dari cukup mengurai panas hawa yang terasakan di luar ruangan. Di antara orang-orang yang sedang bersibuk berbenah di café yang baru buka dan belum sebulan berdiri. Pantas saja, angka digital di smartphoneku tertera angka 10.20 an WIB di Sabtu, 22 Oktober 2016. Café barusan buka. Meja-meja dijajar rapi memanjang. Kursi-kursi minimalis sudah siaga di sampingnya. Begitu pula dengan meja sebelah dengan kursi-kursi ramping yang sedang dibersihkan. Belum ada pengunjung. Selain saya. Sejenak nyaman di dalam café yang baru tiga minggu beroperasi ini.

Duduk di kursi empuk setelah disapa Mas Adhi Nugroho selaku direktur dan co-ownernya. Ramah dan menawarkan minuman. Ice tea tak lama datang dan menyejukkan tenggorokan, dalam regukan pertama dan kedua. Haus juga ternyata. Memandang keluar jendela kaca. Sisi kanan dan depan tempatku duduk. Biru air kolam renang Cikini siang itu tak banyak pengunjung. Beberapa orang sedang berenang di cuaca berawan. Café ini punya pemandangan unik. Spotnya di tepi kolam renang. Rasanya pas menjadi tujuan yang habis membakar kalori dengan berenang.

Aku meraih tas. Kukeluarkan laptop dan menyalakannya. Mengisi waktu menunggu untuk acara bersama teman-teman dari Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana. Fasilitas WIFI yang disediakan tak kusia-siakan. Lumayan cepat. Ini unsur yang bikin betah konsumen/ pembeli. Dan Up2Yu mengerti betul ini bahwa di era digital ini, akses internet adalah menjadi modal utama pertimbangan sebagian orang ‘nongkrong’ di café.

Jadi aku pun bisa asik tetap beraktivitas di medsos maupun cek email dan lain-lain. Bahkan bukan hanya itu, kulirik di beberapa titik tersedia sarana penunjang colokan listrik. Ini berguna banget bagi pekerja freelance, ataupun mereka yang beraktivitas digital di café ini. Poin plus.

Mencecap Menu Up2Yu 

Lalu apa poin menu café yang digawangi  Miza Tania, General Manager Up2yu ini? Tak pakai lama ketika nama menu disodorkan. Nasi Goreng Gila, Sop Buntut, Mie Ayam Bakso dan Sapo Tahu. Ini dia menu favorit, Sop buntut!


Kuah Sop Buntut Up2Yu Cafe. (Ganendra)
Kuah Sop Buntut Up2Yu Cafe. (Ganendra)
Menikmati hidangan pembuka Beef Bruschetta sambil menanti menu pesanan. Lalu hadir yang dinanti. Ada seporsi nasi putih ukuran standar, emping, tomat, kentang, wortel, acar dan tentu kuahnya.

Beef Bruschetta Up2Yu Cafe. (Ganendra)
Beef Bruschetta Up2Yu Cafe. (Ganendra)
Hangat kuahnya meski kepulan tipis asap masakannya tak lagi nampak. Tulang berdaging menyembul di beberapa bagian mangkok. Makanan berkuah beginilah yang selalu menjadi favoritku. Dan sop buntut ini cocok banget. Tulangnya empuk, bumbu kuahnya berselera. Aku sih sebenarnya lebih suka menggado sop buntut ini, artinya tanpa nasi. Mencecap daging diantara tulang dengan seuseupan kuah hangatnya.

“Ini bumbunya tak kalah dengan sop buntut hotel,” katanya saat kutanya. Tapi bumbunya dirahasiakan. Pastinya chefnya berpengalaman dan banyak mendapat masukan juga dari kawan-kawannya.

“Pantas saja, cocok aku dengan rasanya,” gumamku.

Sapo tahu Up2Yu Cafe. (Ganendra)
Sapo tahu Up2Yu Cafe. (Ganendra)
Melihat menu lainnya, Sapo Tahu yang dinikmati kawan. Porsi standar yang bisa buat santap bersama, dua orang. Berselera nampaknya. Diaduk-aduk untuk diketahui apa saja di dalamnya. Ada jamur, udang, dan cumi dengan kuahnya. Menu ini layak jadi favorit di café ini. Nasi goring gila ala Up2Yu. Untuk nasi goreng, aku tak ‘terangsang’ untuk memilih jenis menu ini. Maklum bukan favoritku. Jadi aku hanya perhatikan kawan penikmatnya yang ternyata merasakan ‘pedas’ yang tajam. Yaaa, tentu soal selera bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun