Mohon tunggu...
BANG IBOYY
BANG IBOYY Mohon Tunggu... Freelancer - Like What You Do and Do What You Like

Saya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi yang bergerak di bidang Broadcast, dan gemar sekali bercengkrama dengan media (media sosial dan konvensional). Terutama berdiskusi dan sharing tentang media. Saya mengajar Radio dan public speaking :) keep contact: IG: @bangyobiii IG: @info_dkijkt HP: 0812-9393-0735 email: boysandysuryaw@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film

"Alangkah Lucunya Negeri Ini" (2010)

31 Januari 2020   17:05 Diperbarui: 31 Januari 2020   17:06 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Pada umumnya penduduk di Indonesia adalah kalangan yang terbilang belum mampu dalam hal materi. Sehingga, pemerintah selalu berusaha memberikan bantuan khusus kepada sekolah-sekolah yang ada di negeri ini, walaupun tidak semua dana bantuan itu sampai di sekolah tersebut dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh pihak sekolah. Bantuan itu adalah guna meningkatkan kualitas mutu kinerja tenaga pendidik dan mutu yang di didik. Walaupun ada pepatah yang mengatakan "Seseorang boleh saja tidak melanjutkan pendidikan karena ia bodoh, tapi tidak boleh terjadi seseorang tidak melanjutkan pendidikan karena ia miskin". Tetapi, pada kenyataannya masih banyak anak bangsa yang tidak memperoleh pendidikan karena banyak faktor yang dapat menyebabkan terhambatnya pendidikan. Salah satu penyebab paling utamanya adalah masalah korupsi yang sangat merugikan orang lain dan menyebabkan terjadinya kemiskinan yang berpengaruh pada masalah pendidikan. Memang kemiskinan dan kesenjangan ekonomi selalu jadi bayang-bayang di dunia pendidikan. Namun bagaimanapun juga pendidikan harus diutamakan, karena jika tidak ada pendidikan yang sepadan, maka masalah kemiskinan pun akan susah dihilangkan.

Inti dari film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" adalah mengkritik dunia pendidikan di Indonesia. Dimana dalam film tersebut sangat menjunjung tinggi pendidikan, serta memiliki banyak pesan yang sebaiknya kita terapkan dalam kehidupan kita. Contohnya dalam film tersebut dimana ada copet yang bernama Glen tertangkap polisi disebabkan tidak bisa membaca petunjuk jalan. Hal ini menunjukkan bahwa angka buta huruf di Indonesia masih sangat tinggi. Kasus yang lain pun banyak digambarkan dalam film tersebut. Misalnya kasus yang dialami oleh Muluk, samsul dan pipit. Walaupun mereka berpendidikan tinggi belum tentu akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Hal itu menambah buruk kualitas pendidikan di Indonesia yang masih banyak membuat masalah dan sampai pada saat ini belum ada solusi yang tepat.

Dalam film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" juga menunjukkan bahwa sampai kapanpun persepsi orang tentang pencopet tidak akan berubah sekalipun mereka telah mendapatkan pendidikan akademik maupun agama. Persepsi seperti inilah yang menyebabkan susahnya masyarakat negeri ini untuk bergerak maju dan mendapatkan perubahan yang signifikan. Masyarakat Indonesia sudah terlalu terpaku ada suatu hal yang mereka nilai dari luarnya sehingga terkadang lupa oleh apa yang sebenarnya terjadi. Perbandingan yang ditonjolkan pada film ini sebenarnya sangat manarik yaitu antara koruptor dan pencopet.

Perbedaan antara koruptor dengan pencopet dapat kita ketahui dari sudut pandang pendidikan mereka. Padahal keduanya sama-sama mengambil hak yang bukan miliknya secara diam-diam. Perbedaan pada mereka adalah bagaimana cara mereka "mencopet". Jika pencopet biasa mencopet uang langsung dari orang lain. Sedangkan, cara koruptor mencopet uang orang lain tidak lagi langsung dari orang. Inilah contoh sederhana dari pentingnya sebuah pendidikan. Jika kita amati, selalu faktor pendidikan yang menyebabkan ini semua. Faktor mahalnya pendidikan atau masih tertanam bahwa pendidikan itu tidak penting. Tetapi jika telah berpendidikan bisa menjamin hidup atau bahkan bisa melakukan perbuatan haram seperti korupsi.

Masalah yang diulas dalam film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" tentang pendidikan menurut pemikiran Pierre Buordieu yang memandang pendidikan hanyalah alat untuk mempertahankan eksistensi kelompok dominan. Hal ini sangat jelas terdapat dalam isi dari film tersebut. Dimana kehidupan para pencopet yang sulit untuk diajak keluar dari dunia percopetan karena minimnya pengetahuan yang mereka miliki. Sehingga, dapat kita tarik kesimpulan dari film tersebut bahwa pendidikan sangat penting dalam melepaskan seseorang dari kebodohan dan kemiskinan.

  • Analisis Kasus berdasarkan Teori Komunikasi Interpersonal
  • Teori 4 Sistem

Dalam film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" terdapat berbagai macam kejadian yang merujuk pada teori 4 sistem, yaitu pada saat Bang Jarot menyuruh ketua dari setiap pencopet untuk mengumpulkan uang yang sudah seharusnya disetor/dikumpulkan kepada Bang Jarot. Bang Jarot merupakan pemimpin atau atasan yang sifatnya otoriter dan semua tugas yang diberikannya wajib dilakukan oleh bawahannya, yaitu anak buahnya. Sistem ini juga digunakan pada manajemen, dimana komunikasi ini terjadi dari atas ke bawah (top-down).

  • Teori Fungsional

Di dalam film ini, teori fungsional dapat terlihat jelas bahwa bang jarot sebagai pemimpin merupakan kepala dari semua anak buahnya, bang Jarot ini memiliki fungsi sebagai orang yang memimpin komplotan pencopet dan melindungi komplotan pencopet. Dan anak buahnya yang merupakan komplotan pencopet itu, dijadikan sebagai kaki tangan untuk meraih penghasilan dari hasil mencopet.

  • Analisis Kasus berdasarkan Model Komunikasi Interpersonal

Model komunikasi yang digunakan dalam film ini adalah model "Pertukaran Sosial", dan model "Peranan"

  • Pertukaran Sosial

Muluk yang ingin sekali bekerja dan membahagiakan ayahnya Haji Makbul, mulai menjalankan misi dengan bekerja sama dengan komplotan pencopet dengan tujuan membuat kehidupan mencopet jauh lebih baik dan terdidik. Dan sebagian uang yang didapat oleh para komplotan pencopet ini akan disetorkan 10%-nya kepada Muluk untuk ditabung dan dikembangkan dalam bidang usaha lain, yaitu mengasong. Walaupun uang hasil mencopet, yang dikatakan sebagai uang haram itu, digunakan untuk menggaji dirinya dan membelikan oleh-oleh makanan kepada keluarga calon mertua dan keluarga teman baiknya. Jadi kondisinya, film ini memuat model pertukaran sosial, karena melakukan sesuatu dengan alasan butuh dan memenuhi kebutuhan.

  • Peranan

Haji Makbul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini yang menggunakan pakaian yang rapih dengan peci atau kopiah dan baju koko, agar penampilan tersebut bisa ditiru oleh umat Islam lainnya dan dinilai baik secara agama. Jika Haji Makbul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini memakai baju yang compang-camping, memakai tato atau tindikkan, tentu itu tidak diharapkan oleh masyarakat dan pandangan agama atau bisa dikatakan bahwa si Haji Makbul, Haji Rahmat, dan Haji Sarbini tersebut tidak sesuai dengan perannya sebagai seorang Haji atau Ustadz. Dan di dalam film ini pun, juga memuat model peranan, yang dimana seseorang itu melakukan perannya sesuai dengan yang diminta oleh publik.

  • Analisis Komunikasi Tatap Muka Berjalan Efektif atau Tidak oleh Si Pengajar

Komunikasi yang efektif itu adalah komunikasi yang pada dasarnya bisa dimengerti oleh komunikan dengan syarat ada kesepakatan persamaan persepsi/konteks makna (bahasa) di dalam proses komunikasi. Pada film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" keefektifan komunikasi sangat menjadi acuan untuk tersampaikannya informasi yang diberikan oleh para pengajar. Penggunaan bahasa yang digunakan oleh:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun