Mohon tunggu...
Boybene Pandiangan
Boybene Pandiangan Mohon Tunggu... HR -

Hanya rakyat jelatah yg tertindas oleh status | Ilmu jiwa yg tak kesampaian"tanggung amat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dear Masa Kecil, Aku Ingin Kembali Kepadamu

21 Desember 2018   00:27 Diperbarui: 21 Desember 2018   01:24 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear masa kecil, aku sangat merindukanmu. Kamu adalah bagian hidup yang paling indah bagiku. Bagian dari apa yang kurindukan di saat sekarang dan selamanya. Kamu adalah waktu dimana aku hanya perlu berlari dan tidak pernah takut jatuh. Waktu dimana aku akan bernyanyi sekuat mungkin, melepaskan segala suara di hati ke alam, tidak perduli nadanya sumbang atau bukan.Kamu adalah masa kecil yang indah. Tak perlu baju bagus, makan enak atau wanita elok. Yang kubutuhkan hanya hujan untuk basah, lalu matahari untuk kembali kering. Yang kubutuhkan hanya angin untuk menebarkan suara hati kita. Kamu adalah waktu dimana logika tak perlu diandalkan.

Jujur, aku tidak mengingat semua detil bagian darimu. Yang kutahu, di masamu, imajinasiku sulit untuk kubendung. Duduk bersila. Tangan terlipat. Mata terpejam. Nafas keluar teratur. Hening. Khusyuk. Tak bergeming. Dan aku akan tertawa atau kadang tersipu malu jika mendengar atau sekedar membayangkannya. Semua yang kulihat di layar televisi akan bermain dalam imajinasiku. Dunia hanya milikku sendiri.

Jika mengingat itu aku hanya akan tertawa, setidaknya dalam hati. Kamu memang sangat kurindukan saat ini. Kamu adalah masa dimana aku tak pernah malu meneteskan air mata, jika ada sesuatu yang terasa luka dan menyayat di hatiku. Aku tidak perlu berpura-pura tegar dan tangguh sementara hati terasa tersayat-sayat dan pilu. Kamu adalah masa dimana jeritan tangis kuanggap sebagai senjata untuk mendapatkan perhatian dan pertolongan. Aku ingin benar-benar kembali kepadamu dan berhenti selamanya bersamamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun