Mohon tunggu...
Boni Sindyarta
Boni Sindyarta Mohon Tunggu... Penerjemah - Saya senang tinggal di Jakarta karena menawarkan banyak keragaman lika-liku kehidupan dengan segala problematika manusia.

Seorang lulusan fakultas psikologi dan bekerja sebagai penerjemah lepas. Senang dengan topik inspirasi dan psikologi. Saya berharap bisa saling belajar dan mengembangkan wawasan dengan bergabung sebagai kompasioner, serta menghasilkan banyak tulisan bermanfaat dan memperkaya kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Kaos Lambang Ekspresi Diri....

31 Oktober 2020   15:33 Diperbarui: 31 Oktober 2020   15:35 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: adimerdeka.com

Ada begitu banyak kaos dijual di mana-mana. Mulai dari di kios-kios emperan di pinggir jalan, hingga di mall-mall besar. Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan nama "Ramayana", "Matahari", "Pojok Busana", dll. Itu nama beberapa toko fesyen terbesar di Indonesia. 

Mungkin selama ini, kamu sering beli kaos. Mungkin jarang. Kalo kamu jarang beli, lalu mengapa begitu banyak orang gandrung beli kaos. Coba kamu lihat lebih jeli. Di kaos-kaos itu, tertera begitu banyak tulisan. Coba kamu baca dan amati tulisan-tulisan itu. Semuanya, atau sebagian besar bertemua tak jauh-jauh dari yang satu ini: ekspresi diri. Orang cenderung memilih dan membeli kaos dengan tulisan yang paling mewakili ekspresi dirinya. 

Kebutuhan ekspresi diri adalah salah satu kebutuhan manusia paling mendasar. Kebutuhan ekspresi diri sebetulnya termasuk kebutuhan untuk berkomunikasi. Dan seperti kamu tahu, semua manusia butuh berkomunikasi. Di jaman medsos seperti sekarang ini, dimana semakin banyak orang ingin tampil dan menonjol, bahkan sudah tergolong "narsis", kaos menjadi sarana manusia untuk mengungkapkan dan menunjukkan dirinya pada dunia. Harapannya: bisa dapat perhatian dan terlihat oke kalau pake kaos itu. Terihat keren dan spesial.

Tapi setelah mengamati lebih dekat, ternyata orang yang membeli kaos itu lebih peduli bagaimana efek tulisan yang tertera di situ untuk dirinya sendiri. Ia mungkin tak mau terlalu ambil pusing, apa orang lain membaca tulisan di kaos yang ia pakai. Yang penting, ia menikmati memakai kos itu, dan itu adalah ungkapan dari dirinya, pada dirinya sendiri. Dunia malah jadi belakangan. 

"Yang penting, ini gue...lo mau peduli ato tidak, emang gua pikirin...."

Jadi, orang yang memakai kaos itu, yang utama adalah memuaskan kebutuhan untuk ekspresi diri. Apa orang lain peduli, dia tidak mau terlalu ambil pusing. Yang penting kebutuhannya sudah terpenuhi. 

Gimana dengan kamu sendiri? Apa selama ini kamu senang beli kaos? Kamu tentu punya alasan sendiri, kenapa kamu senang beli kaos. Pasti ada suatu kebutuhan, yang kamu harapkan dan rasa terpenuhi dengan membelinya. Kata-kata apa, yang kamu rasa paling cocok dan mencerminkan dirimu?

Semua orang punya kebutuhan masing-masing yang unik. Hampir atau jarang sekali ada kaos dengan tulisan yang dapat mewakili ekspresi diri kita sepenuhnya, kebanyakan hanya nyerempet-nyerempet, dan kalau ada kaos seperti itu, rasanya sudah senang dan ada kepuasan tersendiri dengan memakainya. 

Ilmu psikologi juga mempelajari bagaimana membuat tulisan yang mengena pada kaos, supaya itu banyak yang membeli. Dalam hal ini, para psikolog menggunakan teori hirarki kebutuhan yang dicanangkan oleh Abraham Maslow. 

Kebutuhan manusia inilah yang banyak dimanipulasi oleh dunia marketing dan advertising. Sebenarnya, kalau kamu lihat, banyak tulisan yang tertera di kaos sebenarnya bertema iklan. Yakni mengiklankan diri yang mengenakan kaos itu. Juga ekspresi nilai-nilai, seperti kemandirian, keberanian, juga nilai-nilai dan profesi yang dipandang positif oleh masyarakat, seperti kreativitas, juga penulis dan musikus. Tema "kopi" juga banyak diusung oleh seniman pembuat kaos, karena mayoritas masyarakat Indonesia yang penggemar kopi. 

Di toko-toko busana untuk kalangan sosial ekonomi menengah ke bawah, kamu bisa lihat tulisan-tulisan yang tertera di situ lebih bertema: kerja keras, anti korupsi, perantauan, kerja halal, avonturir dan kata-kata kreatif yang mencerminkan semangat kelompok masyarkat ini. Sedangkan   juga ada kaos dengan gambar-gambar besar bertema surfing, kendaraan offroad, skateboarding, dan tema-tema slogan peradaban barat yang pengaruhnya sudah sangat merebak di kalangan masyarakat umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun