Perusahaan kecerdasan buatan (AI) Perplexity mengumumkan rencana peluncuran peramban (browser) buatan sendiri bernama Comet. Salah satu alasan utama di balik pengembangan ini adalah untuk mengumpulkan data pengguna di luar aplikasi inti, guna menyajikan iklan yang lebih tertarget.
CEO Perplexity, Aravind Srinivas, menyampaikan dalam sebuah wawancara di podcast The Big Picture News (TBPN) bahwa langkah ini bertujuan memperluas jangkauan data yang dapat dianalisis oleh perusahaan.
Kami ingin mendapatkan data bahkan di luar aplikasi, agar bisa memahami Anda lebih baik,” ujar Srinivas. “Kami berencana memanfaatkan seluruh konteks tersebut untuk membangun profil pengguna yang lebih akurat, dan mungkin melalui discover feed, kami bisa menampilkan beberapa iklan di sana.
Langkah Perplexity ini mengingatkan pada pendekatan serupa yang digunakan oleh Google melalui peramban Chrome. Menariknya, Comet sendiri dibangun di atas Chromium, proyek peramban sumber terbuka milik Google yang menjadi basis Chrome.
Dalam perkembangan lain terkait gugatan monopoli terhadap Google baru-baru ini, sempat muncul kemungkinan penjualan Chrome sebagai salah satu opsi penyelesaian. Menanggapi hal itu, Chief Business Officer Perplexity, Dmitry Shevelenko, mengungkapkan bahwa perusahaannya percaya diri dapat mengelola Chrome jika memiliki kesempatan untuk mengambil alih.
Namun, Shevelenko secara tersirat menyatakan ketidaktertarikannya jika hak milik Chrome justru jatuh ke tangan pesaing seperti OpenAI.
Perplexity sendiri dikenal sebagai perusahaan AI yang berkembang pesat dengan layanan search engine berbasis kecerdasan buatan. Upaya mengembangkan Comet menandai ekspansi strategi bisnis mereka ke arah pengumpulan data yang lebih luas untuk mendukung model bisnis berbasis iklan.
Referensi:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI