Mohon tunggu...
Fakhruddin
Fakhruddin Mohon Tunggu...

Seorang yang ingin tantangan baru, karena tantangan itu menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kondangan (Tuban Jawa Timur)

9 Juni 2011   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:43 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kondangan, mungkin bagi sebagian masyarakat kondangan itu artinya berkunjung atau menghadiri undangan pernikahan atau khitanan, berbeda dengan msayarakat Tuban khususnya desa Kapu Kecmatan Merakurak, disana kondangan itu sama dengan kenduri atau lebih dikenal dengan istilah "Selametan".

Kondangan di Desa Kapu ini sering dilakukan, dahulu ada beberapa jenis kondangan diantaranya :

1. Kondangan Jemuah Wage

2. Kondangan Riyoyo

3. Kondangan Riyoyo Besar

4. Kondangan Megeng / Penyambutan Bulan Ramadhan

Kondangan jemuah wage, jum'at wage dahulu dikenal sebagai hari keramat, kalau daerah lain mungkin mungkin jum'at kliwon. tapi kalau di Desa Kapu justru Jum'at wage lah malam keramat. Dahulu jum'at wage ini digunakan untuk mengirim sesaji kepada nenek moyang yang sudah meninggal. Tapi setelah Islam masuk budaya ini dimodifikasi menjadi ajang silaturahim dengan mengundang tetangga sekaligus berdoa bersama demi kebaikan semua warga desa. Malam Jumat Wage tidak lagi dikeramatkan seperti dulu namun tetap dispesialkan karena setelah sebulan penuh memenuhi kesibukan masing-masing ada satu hari yang warga desa saling mengunjungi untuk bersilaturahim. Biasanya budaya kondangan jumat wage ini juga didahului dengan ziarah ke makam-makam keluarga, tujuannya untuk mengingat / mengenang orang-orang yang sudah meninggal serta mendoakannya.

Namun karena perkembangan zaman dan demi efiensi maka budaya ini kembali dimodifikasi yang awalnya saling mengunjungi antar tetangga, sekarang diganti dengan berkumpul dimusholla. jadi nilai silaturahimnya tetap terjaga.

Sama hal-nya juga dengan Megeng yang awalnya mirip dengan jum'at wage sekarang cukup berkumpul saja di musholla, namun untuk Kondangan Riyoyo masih tetap seperti dahulu yaitu saling mengunjungi tetangga, alasannya karena ini hanya setahun sekali maka dianggap tetap efisien. Dan yang lebih mengagumkan lagi yang mempertahankan tradisi kondangan riyoyo ini justru anak muda, mereka tetap berusahan untuk mempertahankan tradisi yang paling nggak masih asli dan tidak tertarik untuk memodifikasinya seperti Kondangan jum'at wage dan Megeng.

Fakhruddin

Desa Kapu Kec. Merakurak Kab. Tuban Jawa Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun