Mohon tunggu...
Bobby Arianto
Bobby Arianto Mohon Tunggu... -

Caga - KKL - KEKL 59\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keprihatinan Indonesia

30 Januari 2012   15:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:16 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awal Oktober ini, tepatnya tanggal 1 Oktober kita merayakan Hari Kesaktian Pancasila. Di masa lalu para pejuang revolusi mempertahankan dasar Negara, Pancasila, agar tetap menjadi dasar Negara.

Di masa sekarang, kita melihat banyak adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila. Di artikel ini terdapat ulasan tentang Pancasila secara singkat dan contoh nyata di masyarakat. Dimulai dengan sila 1 “Ketuhanan yang Maha Esa” Sila ini menunjukkan kita bertuju pada 1 Tuhan, namun fakta yang ada di masyarakat banyak agama yang menganggap agamanya yang paling baik dan paling mulia. Pernyataan ini membuat adanya gesekan antar umat beragama dan tentu saja membuat adanya rasa benci . Kenyataan ini makin diperparah dengan adanya bentrok antar umat beragama. Sebagai contoh, kasus bentrok antara umat Islam dan Kristen di Bekasi tepatnya di gereja HKBP. Apakah ini menunjukkan adanya kerukunan umat beragama ? Biarlah hati anda yang menjawab sendiri.


Sila ke 2 “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Sila ini menunjukkan bahwa terhadap sesama, kita harus adil dan melakukan tindakan yang sesuai aturan, namun fakta di masyarakat, banyak sekali  tindak korupsi baik yang kecil maupun yang sudah besar. Selain itu, banyak dari anggota masyarakat kita yang tidak bisa menikmati keadilan. Seperti nenek yang mengambil 3 butir buah kakao, di penjara selama beberapa bulan. Padahal nenek itu mengambil karena mengira buah itu tidak akan di ambil oleh pemiliknya karena sudah jelek. Dan nenek itu mengambil bukan dengan motif ingin mencuri, tetapi karena kebutuhan hidup nya kekurangan. Lihatlah para koruptor kelas kakap di Negara ini. Apakah mereka menerima hukuman yang sepantasnya? Apakah ini yang disebut keadilan?


Sila ke 3 “Persatuan Indonesia” terlihat jelas makna dari sila ini. Kenyataannya?? Banyak kerusuhan yang terjadi. Terutama yang masih teringat jelas adalah di Bima, Nusa Tenggara.  Kerusuhan antar suporter bola sering kali memakan korban yang tak sedikit. Beberapa waktu lalu di Semarang ada 1 orang suporter tewas akibat tawuran antar suporter. 2 kerusuhan ini membuktikan bahwa masih banyak perpecahan yang di lakukan oleh masyarakat Indonesia. Akankah kerusuhan ini terus berlanjut?


Sila ke 4 “Kerakyatan yang dimpimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan” Sila ini menunjukkan bahwa Indonesia negara yang dipimpin oleh wakil-wakil rakyat. Wakil rakyat tersebut bekerja untuk rakyat dengan bijaksana dan bermusyawarah agar keputusan yang diambil tepat. Kenyataannya ?? Ruang Banggar DPR salah satu yang membuktikan adanya oknum wakil rakyat yang berfoya-foya. Dua puluh miliar untuk sebuah ruangan 10 x 10 meter ini, sebenarnya bisa digunakan untuk biaya pendidikan di Indonesia. Entah apa yang ada di pikiran oknum wakil rakyat kita. Selain itu biaya renovasi kamar mandi, rencana pembangunan gedung DPR yang memakan biaya sampai Rp 1,7 Triliyun rencana pembelian laptop untuk masing-masing anggota DPR senilai Rp 21 Miliar pembangunan toilet DPR seharga Rp 2 Miliar Tempat parkir sepeda motor sebesar Rp 3 Miliar atau Pengadaan kalender untuk 560 orang anggota DPR yang menelan dana 1,5 miliar rupiah. Sungguh rencana ini tidak pro rakyat. Apa yang harus kita perbuat? Hanya bisa berdoa agar pemerintahannya cepat selesai.


Sila ke 5 “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Apakah sila terakhir ini sudah terlaksana dengan baik? Lihat saja kehidupan keluarga terkaya dan termiskin di Indonesia. Keluarga terkaya di Jakarta tentunya semua kebutuhannya tercukupkan dan hampir tidak berkekurangan apapun. Sedangkan keluarga termiskin di Papua Barat dengan kondisi apa adanya, untuk makan pun mereka masih menggunakan cara berburu. Kondisi ini memang memprihatinkan tetapi apa kita hanya bisa membaca artikel ini dan diam saja? Semua tergantung hati nurani anda.


Best Regards

Bobby Arianto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun