Mohon tunggu...
Bobby Triadi
Bobby Triadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis sambil tersenyum

Lahir di Medan, berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1998 dan terakhir di TEMPO untuk wilayah Riau hingga Desember 2007.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumpah Pemuda 2013: Pemuda Indonesia Tidak Boleh 'Cengeng'

27 Oktober 2013   04:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:59 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Heroisme Sumpah Pemuda tidak sebatas koreksi bagi bangsa, tetapi sebagai penyadaran posisi jati diri bangsa secara kultural dalam persepsi kewilayahan tanah dan air Indonesia.

Dari kekuatan kesadaran sebagai penghuni negara kepulauan, akan lahir ketajaman visi dan strategi yang cerdas kreatif sesuai amanah Sumpah Pemuda: satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yang bernama Indonesia.

Ada salah kaprah tentang definisi pemuda selama ini. Pemuda, hanya ditinjau dari segi fisik dan psikis, pemuda sering dikaitkan dengan usia produktif atau semangat yang menggelora.

Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya: "The time of life between childhood and maturity, early maturity. The state of being young or immature or inexperienced, the freshness and vitality characteristic of a young person".

World Health Organization (WHO) pun menggolongkan usia 10-24 tahun sebagai young people, remaja (adolescence) berusia 10-19 tahun. Di Kanada justru menerapkan: "After age 24, youth are no longer eligible for adolescent social services".

Dalam Al-Qur'an pemuda diterjemahkan dalam konteks sifat dan sikap. Pemuda dinilai memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam perkataan.

Kisah Ash-habul Kahfi, disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai pemuda-pemuda yang optimis, teguh dalam pendirian dan konsisten dalam perkataan (QS.Al-Kahfi:13-14).

Pemuda juga digambarkan sebagai sosok yang tidak kenal putus asa, pantang menyerah apalagi mundur sebelum mencapai cita-cita seperti diperankan pemuda (Nabi) Musa kepada muridnya (QS.Al-Kahfi:60).

Kita harus menolak lupa garis besar amanah Sumpah Pemuda, satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yang bernama Indonesia, nyaris mengalami kepunahan. Lahirnya kelompok-kelompok massa kepemudaan berbasis suku, menjadi pemicu perpecahan.

Tak jarang kita mendengar perang antar suku, bentrokan antar ormas yang pemicunya hanyalah perebutan daerah kekuasaan atau hal-hal yang dianggap sepele lainnya. Belum lagi bentrokan antar pelajar yang dari hari kehari semakin meresahkan. Sampai hal yang paling memalukan, bentrokan antar mahasiswa.

Sungguh ironis, ironis dikala mengingat sejarah yang ada delapan puluh lima tahun silam. Pemuda dari berbagai suku dan etnis bersatu melawan penjajah demi mencapai kemerdekaan Indonesia. Para pemuda turun ke medan perang melawan penjajahan, baik dengan pemikiran mau pun dengan mengorbankan darahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun