Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ditelepon Orang Tidak Dikenal yang Sok Akrab, Apa yang Seharusnya Dilakukan?

22 Desember 2022   09:25 Diperbarui: 25 Desember 2022   14:30 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ditelepon orang tidak dikenal yang sok akrab - NordWood Themes on Unsplash 

Siang hari yang panas. Tetiba telepon saya berdering. Saya sebenarnya agak malas mengangkat telepon dari nomor tidak dikenal. 

Maksud hati menolak panggilan telepon itu, eh malah terpencet tombol terima. Ya sudahlah, siapa tahu ada situasi darurat sehingga saudara pakai nomor orang lain. 

"Halo siapa ya?" tanya saya sopan. 

Suara di ujung telepon itu seorang laki-laki. Dia langsung sok akrab padahal sama sekali kami tidak kenal. Menyebut nama saya saja tidak, tapi sok kenal sok dekat. 

"Abang lupa ya simpan nomor saya," katanya. 

Saya diam saja. 

Orang tidak dikenal itu lantas tidak sabar. Dia memaki-maki saya. Untunglah saya masih punya stok kesabaran dan juga sempat berpikir panjang. 

Ditelepon dan dimaki orang tidak dikenal, apa yang bisa terjadi? 

Saat saya menerima telepon dari orang yang tidak dikenal dan tiba-tiba dimaki, saya berpikir akan adanya sejumlah skenario. 

Skenario pertama, orang itu acak menelepon untuk menipu. 

Hal ini sudah sering terjadi. Bermodal kartu perdana dan pulsa, orang bisa menipu dengan sejuta alasan: terlilit hutang, mengaku polisi atau dokter yang menangkap atau menangani saudara kita, minta pulsa karena kepepet, dsb. 

Skenario kedua, orang itu sengaja memancing emosi kita untuk menjebak kita. 

Skenario ini sangat mungkin terjadi. Bisa saja orang ini "suruhan" seseorang yang tidak suka dengan kita. 

Lantas ia sengaja merekam panggilan telepon saat kita terpancing amarah dan ikut memaki. Bisa-bisa rekaman itu digunakan untuk memeras kita atau mempermalukan kita. 

Skenario ketiga, orang itu ingin menerapkan ilmu gendam pada kita. 

Percaya atau tidak, ilmu gendam masih ada di tengah masyarakat kita. Ilmu gendam konon hanya bisa diterapkan pada saat calon korban memenuhi kondisi tertentu. Biasanya menyasar calon korban yang sedang labil emosinya atau yang sedang bingung atau panik. 

Memancing amarah bisa jadi semacam umpan agar kita berada dalam kondisi emosi labil, bingung, sekaligus panik itu.

Saya mengenal seseorang yang tertipu ratusan juta lewat gendam melalui telepon. 

Itulah bukti bahwa masih ada praktik ilmu gendam melalui telepon yang patut diwaspadai. 

5 cara terbaik menanggapi telepon dari orang yang tidak dikenal yang sok akrab:

1. Tanggapi dengan santun dulu. Amati maksud tersembunyi di balik percakapan itu. Apalagi jika terkait keuangan (urusan bank, tagihan, perdagangan, uang kuliah, uang bayar RS, dst). 

2. Jika sok kenal atau mengaku aparat atau dokter atau apa pun, minta alamat lengkap dan telepon kantornya. Cek di internet keberadaan kantor dan nomor telepon resmi lembaga itu. Hubungi orang itu lewat nomor telepon resmi untuk menguji. 

3. Jika dipancing emosi kita, tetap tenang. Jangan ditanggapi dengan amarah. Bisa jadi itulah jebakan yang dirancang orang jahat. 

4. Blokir nomor itu. Laporkan pada operator dan atau lembaga terkait, misalnya pihak bank atau kepolisian. Di WhatsApp ada nomor LaporKu yang bisa dihubungi. 

5. Jika sempat, rekam percakapan itu sebagai bukti. 

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun