Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rochy Putiray Sebut Nama Vigit Waluyo dan Haruna Soemitro Tiga Tahun Lalu

18 Januari 2022   02:56 Diperbarui: 18 Januari 2022   03:13 30139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rochy Putiray sudah sebut nama Haruna Soemitro  bersama Vigit Waluyo tiga tahun lalu - dok PSSI

Nama Haruna Soemitro, seorang Exco PSSI yang baru-baru ini tren karena mengkritik Shon Tae-yong rupanya sudah disebut mantan bintang Timnas Indonesia, Rochy Putiray tiga tahun lalu.

Menariknya, Rochy Putiray tanpa tedeng aling-aling menyebut pula Vigit Waluyo, mantan pengurus PSSI yang telah mengakui dirinya terlibat dalam mafia pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia.

Dilansir panditfootball, Vigit berstatus buronan Kejaksaan Negeri Sidoarjo. Vigit pernah dijatuhi hukuman penjara selama 1 tahun 6 bulan dalam kasus peminjaman uang sebesar 3 miliar rupiah dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Delta Tirta untuk Deltras medio 2011 silam.

Dalam wawancara dengan Pangeran Siahaan dan Anton Sanjoyo yang ditayangkan kanal Asumsi pada 2019 lalu, Rochy Putiray mengeklaim bahwa Vigit Waluyo dan Haruna Soemitro "memegang" sepak bola di Jawa Timur.

Kutipan wawancara Rochy Putiray dengan Pangeran Siahaan

Agar pembaca mengetahui persis pernyataan Rochy Putiray, saya kutip apa adanya transkrip wawancara tersebut (menit ke 10:23-11.40).

Pangeran: "Kak Rochy pernah denger nama Vigit Waluyo gak? Denger doang. Soalnya ada pihak-pihak yang mengaku denger pun gak pernah gitu kak, jadi saya jadi terusik gitu.

Rochy: "Kalau anak-anak yang lahir di tahun 2001, 2004, 2001 sampai dua ribu...itu mereka gak tau, mereka gak mungkin tau. Tapi kalo anak-anak yang lahir dibawah tahun 2000 kalo gak tahu yang namanya bang Vigit itu omong kosong."

Anton: "Sama orang gak tau yang namanya Haruna Sumitro itu omong kosong juga ya?"

Rochy: "Omong kosong, karena itu mereka... ya jagonya daerah Jawa Timur lah, mereka yang megang semua kok. Gak mungkin gak tahu. Jadi, karena adik saya juga pernah ngikut, saya juga tahu bahwa yang cuma bisa bikin pemain bermain di Liga 1, habis itu bermain di Liga 2, waktu itu kita masih sistem amatir sama pro pernah itu ada ya. Jadi kalau sudah main di pro, gak boleh bermain di amatir. Nah, pada saat itu udah bermain di amatir, dua tahun kemudian baru bisa bermain di pro, di Jawa Timur cuma bisa cuma yang bisa di Jawa Timur, yang bisa tuh Bang Vigit yang bikin.

Jadi, untuk naik turun itu karena gak ada yang cross-check sampai di Jawa Timur. Karena yang dia pakai selalu pemain-pemain yang belum terkenal dan sekarang juga kita belum punya KTP online kok, jadi bisa gampang untuk memanipulasi data itu paling gampang.

Anton:  "Jadi kalau kemarin ada yang orang Exco bilang dia gak kenal Vigit, itu orang lama itu omong kosong ya? Omong kosong banget."

Rochy: "Itu bukan omong kosong lagi Bang, itu mah bukan omong kosong lagi. Bodohin diri sendiri."

Rekam jejak Haruna Sumitro

Haruna Sumitro bukan nama baru dalam kancah sepak bola Indonesia. Dilansir Kompas, nama Haruna Sumitro mantan direktur Madura United pernah disebut perwakilan suporter Madura United yang tidak puas dengan prestasi tim kebanggaan mereka.

Para suporter Madura United menuntut revolusi dari sisa-sisa kepemimpinan mantan manajer tim Haruna Soemitro. "Sisa-sisa dari Haruna Soemitro harus keluar dari manajemen Madura United," bunyi poin keempat yang diakhiri dengan tanda tangan kelima kelompok suporter tertanggal 7 November 2021. 

Pada pertengahan 2020, Haruna juga membela keputusan PSSI yang memotong gaji pemain jadi 25 persen. Hal ini menjadi bahan perdebatan karena PSSI telah dianggap mengambil keputusan sepihak tanpa melibatkan pemain

Baru-baru ini Haruna Soemitro mengkritik tajam Shin Tae-yong yang dianggapnya gagal karena hanya mampu membawa Indonesia meraih peringkat kedua Piala AFF 2020 di Singapura. 

Haruna menitikberatkan hasil, bukan proses. Hal ini membuat warganet ramai-ramai mencuitkan tagar HarunaOut dan SaveSTY. Untunglah PSSI menanggapi kericuhan ini dengan menegaskan, STY akan dipertahankan PSSI. 

Haruna merasa diri menjadi korban perisakan atau bullying para suporter Timnas Indonesia. Dia merasa, kritik yang dia sampaikan itu sudah jadi tugasnya sebagai Exco PSSI. 

Menurut hemat penulis, hendaknya para Exco PSSI mendukung langkah Shin Tae-yong dalam meletakkan dasar pembinaan yang baik dalam timnas sepak bola kita. Biarlah STY berproses. Jangan nilai hanya dari satu atau dua turnamen saja.

Salam hormat untuk PSSI dan STY. Kita satu harapan untuk kemajuan sepak bola tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun