Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Dua Salah Kaprah tentang Maria Magdalena

22 Juli 2021   14:44 Diperbarui: 22 Juli 2021   16:31 4348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Appearance of Jesus Christ to Maria Magdalena (1835) oleh Alexander Andreyevich Ivanov [domain publik]

Maria Magdalena pernah dibebaskan Yesus dari tujuh setan (lihat Mrk 16:9). Kiranya rasa syukurnya atas karunia Yesus itulah yang mendorongnya untuk melayani rombongan Yesus dengan kekayaannya. Bukan hanya itu, Maria Magdalena setia mengikuti perjalanan Yesus dari kota ke kota dan dari desa ke desa hingga penyaliban sampai wafat-Nya.

Menurut Injil Yohanes bab 20, Maria menyangka Yesus yang telah bangkit sebagai penunggu taman. Baru setelah Yesus memanggil namanya, Maria tersadar.

Pengenalan Maria Magdalena akan Yesus sungguh mendalam. Ia tersadar bahwa orang yang disangkanya sebagai penunggu taman adalah Yesus ketika Yesus memanggil namanya dengan suara yang sangat ia kenal. Maria Magdalena lantas berpaling dan berkata pada Yesus dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" (Artinya: Guruku!). Panggilan ini menunjukkan penghormatan mendalam pada Sang Guru. Maria Magdalena selalu dekat sekaligus hormat pada Yesus.

Sayangnya, banyak film, novel, dan tulisan fiksi menampilkan Maria Magdalena sebagai wanita yang menjalin hubungan romantis dengan Yesus. Celakanya, tak sedikit orang Katolik yang justru berpikir bahwa mungkin saja penggambaran romantis seperti itu benar adanya. 

The Woman with the Alabaster Jar: Mary Magdalene and the Holy Grail adalah sebuah buku yang ditulis oleh Margaret Starbird pada tahun 1993. Buku ini memuat klaim bahwa Yesus Kristus dan Maria Magdalena telah menikah, dan bahwa Maria Magdalena adalah Holy Grail. 

Buku tersebut disebutkan dalam novel The Da Vinci Code, sebuah buku terlaris internasional oleh Dan Brown. Buku tersebut telah dikritik karena memuat teori-teori yang didasarkan pada pengetahuan dan seni abad pertengahan, bukan pada penafsiran Alkitab yang tepat.

Penting diperhatikan bahwa gambaran Magdalena sebagai kekasih atau istri Yesus sangat tidak sesuai dengan kesaksian Injil mengenai Yesus dan Maria Magdalena. 

Satu-satunya relasi antara Yesus dan Maria Magdalena adalah relasi antara seorang Guru Agung dan muridnya. Karena itu, Maria Magdalena memanggil Yesus sebagai "Guruku (Rabuni!)". Singkatnya, Maria Magdalena bukan kekasih Yesus!

Menariknya, Yesus tidak memilih para murid pria untuk menjadi saksi pertama kebangkitan-Nya. Ia memilih untuk menampakkan diri-Nya pada Maria Magdalena. 

Maria Magdalena kemudian mendapat perutusan penting untuk menyampaikan peristiwa kebangkitan Yesus pada para murid (lihat Yohanes 20:14-18). Kepercayaan ini kiranya Yesus berikan karena Yesus tahu bahwa Maria Magdalena adalah murid-Nya yang mengenal-Nya demikian dekat sekaligus sangat hormat pada-Nya.

             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun