Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dua Risiko Bahasa Gaul Anak Jaksel, yang Kedua Bikin Ngakak

20 Januari 2021   11:15 Diperbarui: 20 Januari 2021   11:53 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Brett Jordan on Unsplash

Dalam jagad medsos, code-mixing atau campur kode ini sangat mudah kita temui. Misalnya saja:

- Gue lagi overthinking nih (lewah pikir atau banyak pikiran).

- Kenapa sih berita unfaedah gini di-up mulu? (tidak berguna ; ditayangkan).

Dua risiko bahasa "dialek Anak Jaksel"

Gejala campur kode yang sangat jamak kita jumpai dan kita praktikkan dalam pergaulan sehari-hari tampaknya oke-oke saja. Bahkan mungkin kita merasa lebih keren kala mencuit atau mengunggah "dialek Anak Jaksel" di medsos.

Ada dua risiko berbahasa ala "Anak Jaksel" yang perlu kita sadari:

Pertama, bisa membuat lawan bicara tidak mengerti

Tidak ada masalah ketika percakapan gado-gado atau ala Anak Jaksel itu kita gunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang juga mengerti bahasa gado-gado itu.

Menjadi masalah ketika bahasa gado-gado itu menjadi tidak jelas bagi lawan bicara yang kita anggap bisa memahami, padahal tidak! Tidak semua orang yang membaca tulisan kita di medsos dan aplikasi perpesanan memahami istilah-istilah gado-gado. 

Istilah gaul sering muncul di lingkup terbatas, baru kemudian meluas. Dalam percakapan "formal" (juga dalam aplikasi perpesanan) dengan guru, dosen, atasan, dan lembaga resmi sedapat mungkin kita gunakan ragam baku. Apalagi kala bercakap-cakap dengan orang yang patut kita hormati.

Kedua, bisa membuat kita meyakini tata bahasa dan kosakata yang salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun