Masker menjadi barang yang menurut saya paling diperlukan pengungsi dan juga warga terdampak letusan yang disertai abu vulkanik. Masker bahkan saya nilai lebih penting daripada sembako pada masa awal letusan.
Tanpa masker yang layak, para pengungsi akan terdampak abu vulkanik yang merusak atau setidaknya menganggu saluran pernapasan. Karena itu, demi mengantisipasi, pemerintah dan jaringan relawan harus menyiapkan masker dalam jumlah memadai.
Apalagi jika pandemi ini masih berlanjut, para pengungsi akan menghadapi dua bahaya sekaligus: abu vulkanik dan virus Covid-19. Karena itu sangat mutlak ketersediaan masker.
2. Alas tidur
Para pengungsi umumnya ditampung di gedung atau aula yang luas. Tidur dan duduk di atas lantai yang dingin dapat melemahkan daya tahan tubuh pengungsi. Karena itu alas tidur yang memadai sangat diperlukan. Bisa berupa matras, kasur tipis, tikar, karpet, dan kain tebal.Â
3. Selimut dan jaket
Suhu udara ketika letusan disertai abu vulkanik terjadi- bisa menjadi lebih dingin, apalagi ketika langit dipenuhi abu vulkanik Merapi. Cahaya matahari sulit menembus abu vulkanik. Para pengungsi tentu sangat memerlukan selimut, jaket, sarung, sleeping bag, dan sejenisnya yang dapat menjaga badan tetap hangat ketika beristirahat.
4. Air minum siap saji
Tanpa makanan, manusia masih bisa hidup beberapa minggu. Akan tetapi, tanpa minum, hanya beberapa hari saja manusia tak akan bisa bertahan. Abu vulkanik Merapi akan mencemari sumber-sumber air, misalnya sumur warga.Â
Karena itu air minum siap saji (biasanya dalam kemasan) sangat vital. Setidaknya untuk hari-hari pertama pascaletusan yang disertai abu vulkanik.Â
5. Nasi bungkus dan sembako