Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pemulangan Eks Kombatan ISIS, Tanya dan Perhatikan Dulu Korban Terorisme

7 Februari 2020   06:20 Diperbarui: 7 Februari 2020   07:54 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Janda korban bom dan anak-anaknya-Kompas.com/Sri Lestari

Saya kutip pemberitaan Kompas.com, 12 Oktober 2016 mengenai Nyoman Rencini:

"Nyoman Rencini hingga kini masih takut dengan kompor gas dan api. Janda korban Bom Bali I ini trauma setelah suaminya Ketut Sumerawat menjadi korban ledakan bom.  Trauma berkepanjangan ini juga dialami anak-anaknya. 

Dalam buku berjudul "Janda-janda Korban Terorisme di Bali", Warga Buleleng ini mengungkapkan bahwa ketika itu suaminya sudah dua bulan tidak pulang. Namun yang datang ternyata kabar buruk. 

"Gelap, saya tidak bisa berpikir apapun, kosong dan bengong," ucapnya. "Sampai sekarang, saya tidak berani masak. Takut sama kompor gas, apalagi waktu itu kan pemberitaan di televisi, disiarkan terus, jadi takut saya, sampai sekarang," ujarnya.

Tentang pemulangan eks kombatan ISIS dan organisasi teroris lain, pemerintah semestinya bertanya dulu pada para korban terorisme di tanah air. 

Apakah para korban terorisme dan keluarga mereka setuju jika pemerintah Indonesia memulangkan eks kombatan ISIS? Jika setuju, apa saja alasan yang melatarbelakangi. Jika tidak, mengapa?

Pada hemat penulis, pemerintah seharusnya memprioritaskan (keluarga) korban terorisme yang mungkin selama ini justru kurang atau belum diperhatikan pemerintah. 

Di media sosial, warganet mengunggah foto dan sekelumit kisah korban terorisme di tanah air. Ada foto anak-anak yang menjadi cacat seumur hidup karena jadi korban ledakan bom teroris. 

Apakah pemerintah membantu anak-anak korban terorisme ini dengan memberikan pengobatan dan rehabilitasi medis gratis? Apakah negara memberi beasiswa bagi anak-anak korban terorisme ini? 

Tidak usah muluk-muluk, sejumlah pertanyaan mendasar bisa kita ajukan:

Apakah pemerintah punya data sahih para korban terorisme di tanah air?

Apakah ada lembaga khusus yang sungguh mendampingi para korban teroris ini? Apakah ada kementerian tertentu yang memperhatikan para korban terorisme di Indonesia? Apakah ada anggaran khusus bagi para korban terorisme?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun