Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mas Nadiem Makarim, Guru Berhelm di Kelas Menunggu Kunjungan Anda

15 November 2019   06:00 Diperbarui: 15 November 2019   08:48 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akun Twitter @smpn3bayat

Presiden Joko Widodo baru-baru ini marah-marah pada oknum pejabat dan jajaran pemerintahan yang dinilainya tak beres menjalankan kewajiban mereka.

Kepala negara kita tahu bahwa proses tender seringkali dilakukan di akhir tahun, pada musim penghujan. Proyek asal-asalan di musim penghujan pada akhirnya berimbas pada kualitas proyek yang buruk.

"Akhirnya apa? Ya, kualitasnya pasti jelek. Jembatan ambruk, kaya gini nih, November masih tender gimana, SD ada yang ambruk, gedung, karena apa? Ini, gini ini, kerja cepet cepetan," tandas Jokowi.

"Dan pas kerja, pas bulannya basah, bulan hujan, ya sudah, ngertilah kita, enggak mungkinlah kita membuat konstruksi pekerjaannya pakai payung. Engga mungkin. Udah bohonglah kaya gitu," paparnya.

Atas nama para guru berhelm, perkenankan penulis mengundang Pak Nadiem untuk turun ke bawah meninjau langsung sekolah-sekolah kita yang rusak berat. 

Mas Nadiem, tolonglah wajibkan jajaran Kemdikbud di daerah untuk menangani perbaikan sekolah-sekolah yang hampir bubrah. Ajaklah Pak Tito Karnavian (Mendagri), Pak Idham Aziz (Kapolri yang baru), dan KPK untuk mengawasi sungguh proses tender anggaran pendidikan, utamanya pembangunan gedung sekolah.

Saya sendiri sampai terharu mengetik artikel ini saat membayangkan diri saya menjadi salah satu anak SD di Pasuruan yang kejatuhan atap sekolah tempatnya menuntut ilmu. Coba bayangkan, Bapak-Ibu Menteri  dan Pejabat yang terhormat, jika anak yang tewas itu adalah anak Anda sendiri....

Aplikasi GoSekolah?

Anggaran triliunan rupiah di sektor pendidikan yang selama ini sebagian (besar) menguap entah ke mana harus sungguh dievaluasi penyalurannya. Mas Nadiem, kalau perlu buatlah aplikasi GoSekolah.

GoSekolah mungkin bisa jadi wahana pelaporan warga secara real-time tentang kondisi (pembangunan) bangunan sekolah di dekat lingkungan masing-masing. Warga bisa mengunggah foto dan kepsyen kritis agar pejabat dan kontraktor pelaksana pembangunan gedung sekolah tak lagi ngawur.

GoSekolah bisa juga menjadi wahana pengumpulan donasi warga untuk pendidikan anak bangsa. Warga biasa seperti saya bisa ikut menyumbang uang -mungkin cuma sepuluh ribu rupiah- untuk mencegah ruang kelas ambyar berkeping-keping menimpa siswa-siswi di dalamnya.  Wong cilik bisa menyumbang lima buah batu bata untuk membangun sekolah yang nyaris jadi runtuhan candi prasejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun