Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel saya. "Mat malam, saya minta maaf. Saya tahu bahwa sms ini sangat mengganggu, namun saya tidak bisa menunggu untuk sampaikan kabar gembira. Salah satu artikel saya masuk kategori populer. Terima kasih," tulis Bapak yang bersemangat menulis ini.
Lagi-lagi saya dikejutkan oleh dampak tulisan sederhana saya.Â
Sebuah Ajakan
Tulisan ini saya anggit bukan untuk menyombongkan diri. Saya mafhum, rekan-rekan penulis di Kompasiana jauh lebih dahsyat tulisan dan dampaknya bagi banyak orang selama bertahun-tahun. Sementara saya masih seperti anak kecil yang belajar mengencangkan celana yang suka melorot...eh...
Saya makin yakin, sebuah tulisan ketika "lepas" dari pengarangnya dan dibaca orang lain akan membawa dampak yang tak dapat diduga, bahkan oleh pengarangnya sendiri.
Kita berharap, karunia berupa kemampuan menulis (meski tak seberapa hebat) menjadi ibadah kita yang berkenan di hadapan Tuhan, sesama insan, dan alam. Mari menulis hal-hal positif yang meski tampaknya sederhana, ternyata dahsyat dampaknya bagi orang yang (kebetulan) membacanya.Â
Tak usah terlalu fokus pada keuntungan materi. Satu orang yang berubah pola pikir dan perilakunya setelah membaca tulisan kita adalah hadiah istimewa yang tak ternilai harganya bagi seorang penulis.Â
Salam literasi. Sila bercerita di kolom komentar tentang dahsyatnya dampak tulisan Anda.Â