Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Korban Kekerasan Seksual Harus "Cantik"?

28 Maret 2019   05:37 Diperbarui: 28 Maret 2019   08:13 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.incirlik.af.mil

"Myth: Only young, beautiful women in mini skirts get raped and only "bad" girls in large cities are raped.

Fact: Rapists choose their victims without regard to physical appearance. Victims are young, old, male, female, married, single, and of any race or economic class. Sexual assaults occur in all areas-cities, suburbs, small towns, and rural areas."

Mitos: Hanya wanita cantik muda usia yang memakai rok mini yang jadi korban perkosaan dan hanya "gadis nakal" di kota besar jadi korban. Silakan baca 12 mitos berikut ini (tautan unduh).

Fakta: Pemerkosa memilih korban mereka tanpa memandang penampilan fisik. Korban-korban adalah orang muda, tua, laki-laki, perempuan, lajang, menikah, dari semua ras dan kelas ekonomi. Kejahatan seksual terjadi di semua lokasi: kota besar, pinggiran, kota kecil, dan pedesaan.

Kritik Terbuka untuk Media Kita

Rupanya sebagian (besar) jurnalis kita gagal berempati terhadap korban dan keluarga korban perkosaan dan kekerasan seksual. Tambah lagi, sebagian jurnalis kita bahkan menyuburkan mitos-mitos korban perkosaan. Salah satu mitos tersebut adalah bahwa korban perkosaan ditempatkan sebagai pihak yang justru bersalah karena memiliki paras cantik. 

Mirisnya, perempuan wartawan pun menulis berita kekerasan seksual terhadap perempuan dengan framing yang justru merendahkan perempuan korban.

Mendesak, Edukasi Jurnalis

Sangat mendesak adanya edukasi jurnalis agar sadar betapa sensitifnya sebuah kasus kejahatan seksual bagi korban dan keluarga korban.

Narablog juga perlu menyadari hal ini.

Cara paling mudah (yang sayangnya justru diabaikan banyak pewarta) adalah mengandaikan korban sebagai saudari kandung sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun