Mitos ketiga: teroris berpendidikan rendah
Azahari bin Husin atau Doktor Azahari adalah seorang insinyur Malaysia yang diduga kuat merupakan otak di belakang Bom Bali 2002 dan 2005.Â
Ia tewas dalam penggerebekan oleh polisi di Malang.Â
Noordin M. Top, rekan Azahari, Â pernah mengecap pendidikan akuntansi dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Kedua teroris ini berpendidikan tinggi.Â
Justru pendidikan tinggi ini mereka salah gunakan untuk meracik bom, merancang aksi teror tingkat tinggi, melarikan diri dari pantauan aparat, dan sebagainya.
Mitos keempat: teroris dari kalangan ekonomi lemah
Contoh Doktor Azahari di atas membuktikan, teroris juga berasal dari kalangan berada. Justru yang paling mendukung suburnya terorisme adalah para penyandang dana.
Tanpa dana, tak mungkin teroris "lapangan" bergerak leluasa.Â
Mirisnya, para penyandang dana terorisme ini bisa jadi adalah orang-orang kaya yang tak bakal dicurigai terlibat dalam terorisme.
Mereka bisa jadi dekat dengan aparat karena sering memberi "upeti". Mereka bisa jadi adalah tokoh-tokoh penting di tingkat pusat, entah sebagai pejabat tinggi negara, petinggi partai, pengusaha sukses, pemuka agama tersohor, dan sebagainya.