Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Penulis

Perajut kata-kata, Mboten Angel

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mantan Follow Media Sosial Kita: Haruskah Ikuti Balik?

25 September 2025   06:14 Diperbarui: 25 September 2025   08:28 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi percakapan —source: Cup of Couple dari pexels.com diolah menggunakan Canva untuk Kompasiana

Di era digital, hubungan tak lagi berakhir di pintu terakhir pertemuan. Ia berlanjut dalam bentuk notifikasi, story yang dilihat diam-diam, atau... sebuah follow yang tiba-tiba muncul dari mantan. Satu klik kecil, tapi dampaknya bisa besar. Pertanyaannya pun muncul: haruskah kita ikuti balik?

**

Era Pasca-Putus yang Tak Pernah Benar-Benar Usai

Dulu, putus berarti selesai. KIni, putus berarti "berjarak secara emosional, tapi tetap terhubung secara algoritma." Media  sosial menciptakan ruang abu-abu: mantan bisa melihat keseharian kita, menyukai unggahan, bahkan mengomentari dengan santai seolah tak ada luka yang pernah terjadi.

Ketika mantan memutuskan untuk follow kembali, itu bisa berarti banyak hal:

  • Mereka ingin menjaga hubungan baik.
  • Mereka rindu, tapi tak ingin mengganggu.
  • Mereka hanya ingin tahu kabar kita.
  • Atau... mereka sekadar iseng, tanpa makna mendalam.

Namun, makna sebenarnya bukan hanya soal niat mereka—tapi juga soal kesiapan kita. Sebelum menekan tombol "follow back," ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri:

  • Apakah kita sudah benar-benar sembuh?
  • Apakah kita ingin membuka ruang komunikasi kembali?
  • Apakah kita siap melihat kehidupan mereka tanpa merasa terguncang?
  • Apakah kita mengikuti karena ingin tahu, atau karena masih berharap?

Mengikuti balik bukan sekadar gestur sopan. Ia bisa membuka pintu nostalgia, harapan, bahkan luka lama. Kadang, kita mengikuti bukan karena ingin tahu kabar mereka, tapi karena ingin mereka tahu kabar kita—bahwa kita baik-baik saja, bahwa kita bahagia, bahwa kita sudah melangkah.

**

Pespektif Emosional: Antara Nostalgia dan Kesehatan Mental

Ilustrasi Broken Heart with Bandage —Source: Zimmytws's image diolah menggunakan Canva untuk Kompasiana
Ilustrasi Broken Heart with Bandage —Source: Zimmytws's image diolah menggunakan Canva untuk Kompasiana

Bagi sebagian orang, melihat mantan di timeline bisa memicu kenangan yang manis... atau pahit. Bisa jadi kita merasa hangat, atau justru cemas. Bisa jadi kita merasa lega, atau malah terjebak dalam perbandingan.

Kita mengikuti balik membuat kita:

  • Merasa tidak nyaman,
  • Terjebak dalam stalking pasif-agresif,
  • Sulit melanjutkan hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun