"Silahkan, dicoba Mas, manis lho!" ujar Pak Samin, sambil menawarkan sepotong buah sawo sebagai contoh sebelum membeli. Disebelahnya ada buah sontol, yang sudah lama tak terlihat di pasar-pasar, ternyata dipasar tumpah bukit Pringgondani, ada di jual.
Buah-buah yang dijual di pasar tumpah Pringgondani tidak hanya segar, tetapi juga memiliki cita rasa khas karena ditanam secara alami, tanpa bahan kimia berlebih. Diantara buah-buahan yang menjadi favorit pengunjung yaitu: rambutan kalimantan, salak pondoh, mangga harum manis, pisang raja, dan duku teritip.
Selain menjual buah-buah lokal secara utuh, beberapa pedagang juga menjual rujak buah segar dengan bumbu kacang pedas manis yang dibuat langsung ditempat dengan menggunakan ulekan batu. Sensasi rasa asam, dan manisnya menggugah selera, menjadi rujak ini menjadi salah satu hidangan yang paling dicari di pasar.
Di sela-sela kesibukan berjualan, para pedagang saling berbincang, bertukar cerita tentang kebun mereka, dan sesekali tertawa bersama pelanggan.
"Mbak, ini asli ya dawetnya?" tanyaku sambil memberikan satu koin kayu kepada penjualnya. Penjualnya, mengenakan balutan pakaian kebaya khas wanita Jawa pada umumnya di pedesaan.Â
"Asli mas, ini dibuat dari tepung beras, daun pandan, dan juga gula aren asli, tanpa menggunakan pemanis buatan." jawabnya dengan ramah, sambil tersenyum.
"Enggak asli!" celetuk Pak Sukiman, sambil menggoda sang penjual es dawet.Â
"Maksudnya mas?" Tanya si penjual kembali.
" Kamu orang Jawa, apa bukan?"