Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Minyak Tanah, Gas LPG 3 Kg, dan Wacana Kompor Listrik

18 September 2022   16:54 Diperbarui: 18 September 2022   19:35 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memasak dengan kompor induksi (SHUTTERSTOCK/New Africa)

Wacana pemerintah akan memulai program konversi gas ke kompor industri listrik guna menarik bertahap elpiji 3 kg sedang bergulir. Selama ini gas elpiji 3 kg bersubsidi buat rakyat miskin, mencapai ratusan triliunan. 

Minyak Tanah riwayatmu kini?

Pangkalan penjual Minyak Tanah yang masih tersisa di Kota Samarinda (Dokumen pribadi)
Pangkalan penjual Minyak Tanah yang masih tersisa di Kota Samarinda (Dokumen pribadi)

Konversi minyak tanah ke gas LPG 3 kg, sudah berlangsung hampir 15 tahun. Masih adakah pengguna minyak tanah?

Dari pengamatan penulis, minyak tanah sekarang masih ada dijual. Tapi harganya sangat mahal, karena memang sudah tidak di subsidi pemerintah.

Memang penjual minyak tanah tidak sebanyak dulu. Dan pembelinya pun hanya orang tertentu, yang alasannya takut menggunakan LPG 3 kg, takut meledak dan menimbulkan kebakaran. Sehingga para pengguna minyak tanah tetap mencarinya, walaupun harganya mahal. 

Di Kota penulis, Samarinda di pangkalan penjual minyak tanah di jual seharga Rp 22.000 per liter. 

Saat konversi minyak tanah ke gas LPG 3 kg harganya masih murah sekitar Rp 7.500 per liter. Subsidi minyak tanah kemudian dialihkan pemerintah kepada tabung gas 3 kg untuk rakyat miskin. 

Pekerja menata Gas LPG 3 Kg yang akan di ganti dengan kompor induksi  (Foto: Dokumen Pertamina)
Pekerja menata Gas LPG 3 Kg yang akan di ganti dengan kompor induksi  (Foto: Dokumen Pertamina)

Perlahan-lahan masyarakat mulai meninggalkan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak makanan. Dan beralih sepenuhnya menggunakan gas LPG 3 kg. Dari segi ekonomi, menggunakan gas LPG tergolong murah ketimbang menggunakan minyak tanah.

Di Samarinda, di tingkat warung hanya beberapa saja yang masih penjual minyak tanah. Sementara di tingkat pangkalan hanya tersisa dua pangkalan saja lagi penjual minyak tanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun