Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Deolipa

12 Agustus 2022   21:56 Diperbarui: 12 Agustus 2022   22:25 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deolifa Yumara | sumber poto: genpi.co

Kemana lagi kan kucari kasih..., yang telah pergi. Kemana lagi kutepati janji.., yang kau tagih. Kemana lagi kudapati cerita...tentang kita (penggalan lirik lagu Deolifa).

Tanpa sengaja, diberanda chanel youtube yang kutonton lewat sebuah chanel bernama "Deolifa", sebuah chanel yang menyuguhkan musik melankolis. Beberapa hari terakhir perhatian masyarakat Indonesia, tertuju pada kasus pembunuhan brigjen J. 

Dari warna suaranya, sekilas mirip penyanyi lagu perahu retak, Franky Sahilatua. Ciri rambut gondrongnya yang gimbal, mengingatkan kepada seorang pengacara Barada E, yang menggantikan pengacara sebelumnya yang mengundurkan diri.

Deolifa, juga pernah mendampingi Angel Lelga, seorang aktris dan politisi. Bahkan sempat di kabarkan Angel Lelga, dan pengacaranya, Deolifa membuat lagu bersama.

Ternyata, pengacara baru yang di tunjuk oleh baraskrim untuk mendampingi Barada E, menjalani proses hukum, mempunyai jiwa seni yang tinggi. Kabar terakhir, lawyer Deolifa Yumara, juga sudah digantikan lagi dengan pengacara yang baru di tunjuk.

Sisi Deolifa, sebagai lawyer dan musisi, dua sisi yang berbeda. Pengacara memang profesi yang mulia dalam menegakkan keadilan. Sedangkan profesi musisi, profesi yang menghibur dan menenangkan hati yang gundah, patah hati.

Sejenak, bila kita mendengarkan musik, bisa menjadi terapi menghilangkan lelah, dan beban pikiran yang menumpuk, dan menyesakkan hati. 

Andaikan, kita bisa berdamai dengan diri sendiri, dan tidak langsung tersulut emosi. Berpikir dengan hati yang jernih, menimbang-nimbang setiap keputusan yang diambil. Tentu tidak ada penyesalan.

Emosi sesaat, hanya akan memasukkan kita ke dalam jurang kehancuran. Mungkin dengan sesaat mendengarkan musik, saat hati kita terbakar emosi, akan mereda. 

Kabar terakhir pengacara Bharada E, yang ternyata juga seorang musisi ini tidak terima pencopotannya sebagai pengacara, mendampingi kasus hukum yang menjerat Bharada E.

Deolifa Yumara, bahkan mendesak Bareskrim membayar Fee Rp.15 Triliun, kalau enggak, kami gugat katanya. Wow, 15 triliun, bukan jumlah yang sedikit. 

Tuntutan ini terjadi, setelah keputusan bareskrim Polri secara tiba-tiba mencabut kuasa dirinya sebagai kuasa hukum Bharada E.

Tapi begitulah, "Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya gampang berubah..," kata Almarhum Nike Ardila dalam lirik lagunya. Kasus brigjen J, memang menyita perhatian publik. 

Segala kejadian, yang terjadi hari ini, adalah bagian dari emosi sesaat yang tak terkendali. Ketika mata dan hati tertutupi oleh emosi, kita bisa berbuat apa saja. Baik dan buruk perbuatan manusia, bergantung dengan mata hatinya

Untuk artikel ini saya tidak tertarik untuk membahasnya dari segi hukum. Saya hanya berharap kasus brigjen J, cepat selesai. Yang bersalah dinyatakan bersalah, dan hukum bisa ditegakkan seadil-adilnya, sesuai dengan undang-undang, semua sama di muka hukum.

Bagi teman, sahabat Kompasianer yang ingin menikmati lagu-lagu deolifa, bisa mengklik link dibawah ini. Mungkin kita akan melihat sang pengacara nyentrik ini, dari sisi yang berbeda. (*)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun