Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

6 Tips bagi Anak Rantau, Mendapatkan Uang Saku Tambahan

27 Juni 2022   13:33 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:18 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Rantau | Ilustrasi dari pexels.com

Anak Rantau, dan mie instant

Mie instant, atau mie cepat saji dan praktis dimakan, tersedia dalam berbagai merek dagang. Harganya tergolong murah, dan ramah dengan kantong. Dan mie instant, merupakan menu andalan bagi anak rantau, terutama mahasiswa, yang tinggal di kos-an, asrama, yang terlambat mendapatkan uang saku, yang dikirim tiap bulan dari kampung.

Bahkan ada idiom sesama anak rantau, di kota saat melanjutkan sekolah atau kuliah, bukan anak kos atau asrama, bila belum menjadikan mie instant menu wajibnya saat merantau.

Melanjutkan sekolah, ke kota besar, yang jauh dari kampung halaman, merupakan seni tersendiri saat merantau bagi anak dari kampung. Untuk melanjutkan sekolah tertentu, terkadang terhalang, tidak tersedianya jurusan atau program studi yang diinginkan. 

Jauh dari keluarga, maupun orang tua, saat melanjutkan sekolah, berkuliah di kota besar, harus pintar-pintar mengatur keuangan diperantauan. Tidak selalu kiriman uang sekolah atau kuliah, dari kampung lancar. Adakalanya terlambat, atau bahkan tidak mendapat kiriman sama sekali dari orang tua di kampung.

Saat masa kuliah Diploma dua, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang berasal dari daerah kabupaten yang tersebar di kalimantan timur. Mahasiswanya diwajibkan untuk tinggal di Asrama PGSD, ataupun Asrama daerah asalnya. 

Terkadang, yang namanya mahasiswa dari  daerah, rata-rata berasal dari kampung. Tidak semua orang tua, berasal dari keluarga yang mampu. 

Kebanyakan orang tua, bekerja sebagai petani, berladang, nelayan,dan sebagian ada juga yang orang tuanya sebagai PNS. Biasanya yang PNS, orang tuanya adalah guru atau Kepala sekolah, yang sangat mengharapkan anaknya bisa menggantikan orang tuanya, bila pensiun.

Tinggal di Asarama, tidak sebebas tinggal dirumah kos-an. Ada aturan, dan tata tertib Asrama yang harus di patuhi, ada struktur pengurus Asrama yang berperan mengatur kegiatan penghuni Asrama Putra dan putri setiap harinya.

Dilema, yang sering membuat Mahasiswa sekolah guru, yang tinggal di asrama menjadi galau, adalah kiriman dari kampung yang sering terlambat. Maklumlah, orang tua yang tidak mempunyai penghasilan tetap, seperti bertani, berkebun atau berladang, bergantung sepenuhnya kepada hasil pertanian. 

Bagaimana mensiasati kiriman uang yang datang terlambat, dari Kampung?

Biasanya, tagihan uang SPP persemester sudah harus dibayar, uang tagihan wajib asrama juga menunggak, kebutuhan pokok, makan minum dikamar sudah mulai mau habis. Lengkaplah penderitaan, sebagai mahasiswa, yang jauh dari kampung halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun