Mohon tunggu...
Black_ Roz
Black_ Roz Mohon Tunggu... Penulis

Semua orang menganggap ku aneh karena mencintai hal yang tidak mungkin bisa aku miliki. Tapi, itulah aku. Cinta bukan harus memiliki atau dimiliki. Hakekatnya, cinta itu suci. Jadi, tetaplah menjadi gila dalam mencintai. Aku yang realistis dan sedikit gila.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna satu Muharam bagi diri sendiri dan bagaimana menyikapinya

27 Juni 2025   12:00 Diperbarui: 27 Juni 2025   11:40 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu Muharram dalam kalender Masehi jatuh pada 27 Juni 2025. Malam tadi, umat Islam merayakan momentum sakral dengan mengadakan pawai obor yang diikuti mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua yang menyambut tahun baru dalam kalender Islam. 

Dimulai dengan pembacaan doa dan memperbanyak dzikir serta shalawat yang ditujukan pada Nabi Muhammad Shalallahu alahi wasallam dan para sahabatnya. Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an saling bersahutan dari musola-musola dan mesjid-mesjid yang ada di lingkungan masyarakat semakin menambah kesakralan menyambut datangnya tahun baru Islam. 

Makna awal tahun Hijriyah 

Satu Muharram sendiri memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Banyak cara yang dilakukan oleh umat muslim dalam menyikapi satu Muharram bagi diri sendiri. Diantara adalah:

* Satu Muharram menandai awal tahun yang baru dalam kalender Hijriyah yang tentu saja nantinya berguna untuk menentukan tanggal penting dalam Islam seperti Ramadan dan Idul Fitri.

* Satu Muharram sendiri menjadi sebuah kesempatan untuk kita dapat merefleksikan diri sendiri tentang apa yang sudah kita lakukan selama satu tahun terakhir. Bukan hanya sebuah refleksi diri, melainkan bagaimana nantinya kita membuat resolusi untuk bisa menjadi lebih baik di tahun yang baru.

* Sebuah simbol pembersihan dan pembaharuan diri sendiri untuk meninggalkan kebiasaan yang buruk dan memulai kebiasaan baik.

Menyikapi Satu Muharram

Banyak cara menyikapi Satu Muharram yang jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025 sebagai sarana pembersihan diri bagi diri pribadi pada khususnya, dan menjadi manusia yang memiliki rasa kepedulian terhadap sesama pada umumnya. 

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menyikapi datangnya bulan Muharram. Diantaranya adalah:

* Luangkan waktu untuk berdoa dan bermuhasabah tentang apa yang telah dilakukan selama satu tahun terakhir. 

* Meningkatkan ibadah, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan kualitas hidup untuk menjadi lebih baik lagi.

* Perbanyaklah ibadah dan amal saleh di hari pertama Muharram, seperti salat, puasa, ataupun sedekah. 

* Mengucapkan selamat tahun baru Hijriyah kepada keluarga dan teman-teman. Saling berbagi harapan juga doa untuk tahun yang baru.

Satu Muharram bagi pemikir spiritual

Banyak orang memaknai Satu Muharram dengan berbagai cara. Bagi umat Islam pada khususnya, tahun baru dalam kalender Hijriyah itu sendiri dimulai doa tutup tahun yang dilaksanakan selesai salat Ashar sampai menjelang matahari terbenam. Dan, dilanjutkan dengan doa awal tahun di mana banyak harapan dan doa dipanjatkan untuk menjadi umat manusia yang jauh lebih baik dan berakhlak baik. Namun, ada juga yang memaknai Satu Muharram dengan cara berbeda. 

Bagi pelaku spiritual, Satu Muharram atau lebih dikenal dengan Satu Suro, ditandai dengan sebuah tirakat tertentu dengan tujuan yang sama, yakni, menjadi manusia yang lebih baik, lebih memiliki welas asih, dan dijauhkan dari angkara murka. 

Akan tetapi, apa pun bentuk dan rupa cara bagaimana menyikapi Satu Muharram, semua berpulang ke satu tujuan. Yakni, lebih mendekatkan diri pada Sang Pemilik hidup. Bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk memperbaiki hidup di tahun yang baru, serta lebih memiliki empati yang tinggi pada sesama.  Tidak bersikap sombong dan rendah hati pada sesama adalah sebuah refleksi dalam diri menyikapi tahun yang baru. 

"Tidak ada manusia yang benar-benar sempurna di dunia. Sebab, kesempurnaan hanya milik Allah semata. Kita manusia hanya berusaha untuk menjadi lebih baik dengan tetap menjalankan perintah, dan menjauhkan semua larangan-Nya."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun