Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Musim Gugur Sakura

26 Agustus 2019   01:27 Diperbarui: 26 Agustus 2019   03:02 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemudian dari pada menjadi kere akhirnya dia memilih untuk menggenjot becak.  Awalnya dia menjalani kehidupan tukang becak, dengan penuh rasa syukur dan ikhlas.  Tapi kemudian keluar peraturan baru dari Jepang, dimana semua juragan becak harus menyerahkan semua becaknya kepada badan bentukan Jepang Sinai Eyokyoku unse zigyo kumiai (Pusat Kendaraan).  Pada saat ia memutuskan untuk menyembunyikan becak yang ia bawa, tidak lama kemudian itulah akhirnya dia ditangkap.

========================

Pagi itu, kira-kira 3 minggu setelah penyiksaan yg terakhir itu,  hari dimulai seperti biasa. Tapi menjelang tengah hari terjadi keributan yang asalnya dari luar.  kami menyaksikan puluhan pemuda bersenjatakan, pistol, senjata laras panjang, kelewang, bahkan bambu runcing menggeruduk dan menyerang kantor penjaga, dengan berteriak : "Merdeka!, Merdeka!, Merdeka!".  Jepang dengan mudah berhasil dilumpuhkan, karena hampir semua tidak melawan, seolah-olah semangat mereka sudah di titik nadir. 

Hanya Koharu san yang masih mencoba memberikan perlawanan.  Tetapi perlawanan itu sia-sia, malah nyawa Koharu san hilang.  Dadanya tertembak peluru para pemuda.  Setelah itu para pemuda memaksa buka lemari & gudang senjata.  Mereka berebeut senjata seperti kesetanan.  Senjata dibagikan kepada pemuda yang masih memegang bambu runcing.  Selanjutnya mereka kemudian menahan beberapa penjaga yg tersisa dan dimasukkkan di salah satu sel.  

Ternyata pemimpin para pemuda itu adalah Tikno teman ku sesama aktivis waktu di Bond van Letterzetters dulu.  Dia mengumumkan kepada seluruh orang yang ada disitu bahwa Indonesia sudah merdeka.  Tanggapan dari para narapidana bermacam-macam.  Selain gembira, umumnya masih kebingungan dengan banyaknya informasi yang tiba-tiba memenuhi kepala mereka. 

Dari pembicaraan para pemuda, mereka ternyata besok akan berpartisipasi mengikuti rencana penyerangan gedung kempetai.  Tikno dengan berapai-api menerangkan bahwa sekarang Surabaya mengalami perubahan yang sangat cepat, setelah pernyataan  kemerdekaan di Jakarta 17 Agustus lalu.  Kemudian Tikno meminta ku untuk sementara waktu bisa mengkoordinir yang lain menjadi sipir penjara. 

Aku akhirnya menerima permintaan itu dengan syarat mendapat ijin agar aku bisa pulang sehari ke keluarga.  Bersamaan dengan itu hampir semua penghuni penjara dibebaskan, sehingga penjara bisa dikatakan hampir kosong.  Bahkan akhirnya beberapa narapidana membentuk barisan dan laskar.

Dengan menjadi sipir aku pikir ini kesempatan yang bagus untuk membalas dendam. Bersama beberapa orang, sore itu kami menyeret Jinggo san ke tempat penyiksaan. Kami bergantian  menyiksa Jinggo San. Tapi anehnya dia tidak mengeluarkan jerit kesakitan. Sebagai gantinya dia hanya mengucapkan secara berulang ulang :

"Kazoku ga subetedesu. Kyfu wa orokadesu. Dakara mo kkai to. Ie shi".

Kata beberapa teman yang pernah ikut heiho itu artinya :  Keluarga adalah segalanya.  Takut dan penyeselan adalah bodoh.  Tidak ada kematian

Sehabis khatam menyiksa, kami seret Jinggo san ke kamarnya karena berjalan pun dia sudah tidak bisa. Selama kami seret pun di tetap mengulang-ulang ucapannya.  Kemudian setelah sampai sel kami lempar tubuhnya di lantai yang dingin dan kotor. Malam itupun tidak terdengar erangan kesakitan dari Jinggo san, melainkan kata-kata itu yang diucapkan berulang-ulang seperti mantra, hingga akhirnya menghilang sendiri pada tengah malam.
========================

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun