Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ansor Sambang Intelkam

6 Februari 2021   02:34 Diperbarui: 6 Februari 2021   03:30 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Waka Deradikalisasi PC GP Ansor Banyuwangi Sambang Kasat Intelkam Polresta Banyuwangi (Foto : Gus Rizki)

"Coba dibuat rundown kegiatan selama masa periode kepemimpinan Ansor Banyuwangi saat ini untuk program kontra radikalisme. Mulai dari tahun 2021 hingga 2024, nanti kita bisa MOU antara Ansor Banyuwangi dengan Polresta Banyuwangi yang secara teknis bisa dilaksanakan oleh Kasat Intelkam untuk mencegah pergerakan radikalisme di Banyuwangi", Pak Syamsul, sebagai perwakilan dari Intelkam Polresta memberikan arahan ke kami saat aku bersama tim Wakil Ketua Deradikalisasi PC GP Ansor Banyuwangi menyambangi kantor Kasat Intelkam Polresta pada hari rabo lalu.

Saat rapat kerja Ansor Banyuwangi di vila kantor desa Tamansari, Licin, salah satu program yang telah aku siapkan bersama tim waka deradikalisasi yang isinya adalah Mas Alex, Gus Rizan, Gus Ulil, Gus Arif, Gus Rizki dan tentu aku sendiri, adalah berupa kerja sama dengan tim intel dari Polresta dan militer Kodim kabupaten Banyuwangi. 

Bagaimanapun merekalah yang mengetahui secara detail wilayah titik-titik rawan penyebaran radikalisme yang ada di Banyuwangi, sehingga kami perlu shilaturahim kepada mereka untuk bisa berkolaborasi bergerak bersama mencegah dan memberantas radikalisme di bumi Blambangan ini.

"Kepala intelkam Polresta Banyuwangi siap ketemu dengan kita tim waka deradikalisasi Ansor Banyuwangi pada hari rabo jam 2 siang Gus", Mas Alex membagikan tangkapan layar WA yang berisi begitu welcomenya pihak intelkam Polresta Banyuwangi untuk bisa berkolaborasi dengan Ansor Banyuwangi. Setiap tim waka deradikalisasi aku kasih kabar secara WA pribadi, untuk memastikan siapa saja yang siap dan sanggup untuk berangkat ke Polresta kabupaten Banyuwangi hari rabo nanti.

"Saya siap menjadi sopir anda Gus", Gus Rizki begitu bersemangat untuk berangkat. Padahal dia adalah seorang guru sekaligus PNS dan tentu hari rabo bukanlah hari untuk weekend dan libur. "Tidak ada jam mengajar Gus?", tanyaku. "Sekarang masih musim corona Gus, sehingga jadwal mengajar masih bisa dikondisikan. Rabo nanti, saya kondisikan dulu, insya Allah dhuhur sudah bisa selesai dan saya bisa ikut berangkat shilaturahim ke intelkam Polresta". " Siap Gus", jawabku.

Gus Rizan dan Gus Ulil kebetulan ada acara. Tim yang lain belum ada jawaban, sehingga aku tidak terlalu berharap untuk mereka bisa hadir. Yang terpenting, ada yang mewakili untuk bisa hadir shilaturahim yang pertama ini ke Polresta. Wakil ketua bidang Deradikalisasi merupakan waka baru di tubuh Ansor Banyuwangi, sehingga mau tidak mau, aku bersama tim harus bergerak lebih cepat untuk memperkenalkan waka ini kepada khalayak ramai, terutama kepada pihak yang selama ini memang spesialis di bidangnya yakni pihak intel, mulai dari kepolisian dan militer. Nah, shilaturahim kepada pihak intelkam polresta Banyuwangi harapannya menjadi awal yang baik nantinya.

Rabo siang, aku menunggu info dari Gus Rizki. Mas Alex sudah menghubungi, "kita ketemu di Rogojampi Gus", katanya. "Gus Rizki mau ketemu Mas Alfian Mas, hendak mengambil jaket Ansor yang dia pesan", kataku. Setelah itu Gus Rizki gantian menghubungiku. "Ketemu di markas Matan Banyuwangi yang Gus", pintanya. "Siap Gus, saya sudah di markas Matan Banyuwangi sekarang", jawabku singkat, yang membuat Gus Rizki akhirnya langsung meluncur menemuiku.

"Mampir ke tokonya Mas Alfian di Rogojampi ya Gus", Gus Rizki membuka percakapan saat dirinya menyopiri mobil yang kami bawa. "Anda share lokasi ke Mas Alex Gus, biar kita ketemu di sana, sekalian kita mampir menjemput Mas Thatet di Tepanrejo". Kami berjalan agak cepat, karena di markas Matan Banyuwangi aku menunggu sekitar setengah jam, Gus Rizki harus menyelesaikan urusan di sekolahnya terlebih dahulu. Mas Thatet dari tadi menghubungiku, bertanya "kapan geser ke Banyuwangi Gus?", dan jawabanku selalu sederhana, "sebentar lagi Mas. Masih menunggu Gus Rizki pulang sekolah".

Di tengah perjalanan ke Rogojampi, Mas Alex mengirimkan fotonya. Gagah dengan memakai jaket Ansor Banyuwangi. Aku menjawab kiriman fotonya, "Jaketnya ganteng Mas". Seperti biasa dia mengirim foto perempuan yang tertawa terbahak-bahak atas respon dari jawabanku. Seketika aku punya keinginan untuk membeli jaket seperti yang dipakai oleh Mas Alex. Sampai di toko Mas Alfian, aku ikut masuk. Penjaga tokonya memperlihatkan 10 jaket yang sudah menjadi pesanan para pengurus PC Ansor Banyuwangi dan masing-masing sudah ada namanya.

Gus Rizki jauh-jauh hari pada saat setelah rapat kerja di Tamansari juga sudah memesannya, sehingga dia langsung mengambil bagiannya yang ada di antara 10 jaket itu. "Kok ada satu yang tidak ada namanya Mas?", tanyaku kepada penjaga tokonya Mas Alfian. "Coba saya telpon Mas Alfian", katanya. 

Saat dia menelpon Mas Alfian, aku bertanya, "Jaket Ansor yang tidak ada namanya saya beli ya Mas?", "Siap Gus, silakan", jawabnya. Seketika aku membayar cash jaket Ansor itu dan langsung aku pakai. "Berapa ukurannya Gus?, punya saya kekecilan", kata Gus Rizki. "XL Gus", "Kita tukar ya Gus, punya saya L". "Oke". Akhirnya aku dapat yang ukuran L, walaupun agak tetap kebesaran, karena ukuranku adalah M, tapi sudah lumayan nyaman dipakai, dari pada tidak punya.

Mobil yang kami tumpangi, beriringan berjalan dengan mobilnya Mas Alex. Mobil Mitsubishi Lancer dengan di kaca belakang bertuliskan Laskar Langit dan atasnya berupa logo Nahdlatul Ulama'. Keren sekali. Dengan gaya pakaian yang necis khas pegawai bank dan memakai setelan jaket Ansor dengan dipadukan sepatu yang mengkilap, dibarengi dengan kaca mata. Sudah layak seperti artis Bollywood. Sampai di depan kantor Polresta Banyuwangi, kami memarkir mobil di pinggir jalan. Mas Alex turun dari mobil dan menemuiku. "Gimana ini Gus, kepala intelnya ternyata membatalkan pertemuan karena sedang keluar kantor, tapi ada wakilnya?".

"Lanjut Mas, tidak apa-apa kita ketemu wakilnya", jawabku mantap. "Siap Gus, ayo jalan kita", dengan gayanya yang khas, Mas Alex berjalan di depan diikuti oleh Gus Rizki, Mas Thatet dan diriku. Di lobi, Mas Alex laporan hendak menemui Kasat Intelkam. "Siap Mas, kantornya ada di lantai 2". "Siap Pak". Mas Thatet secara tiba-tiba malah kenal akrab dengan salah satu penjaga di pintu masuk Polresta. Saat mendekati tangga di lantai satu kantor Polresta, lagi-lagi Mas Thatet dan Mas Alex mengenal seseorang yang ada di sana.

"Tadi itu lurah Sumberwaras Gus", katanya. Di lantai dua saat hendak memasuki kantor Kasat Intelkam Polresta, Mas Thatet juga bersalaman khas Corona dengan polisi yang sedang duduk santai di kursi. Mereka terlihat akrab. "Wah, sudah kayak rumah sendiri Mas, banyak yang kenal", kataku kepadanya. 

Mas Thatet hanya menjawab dengan senyuman. Rasanya tidak salah aku memilih tim yang ternyata pergerakan lobinya lumayan. "Dari Ansor ya, silakan masuk Mas, bareng teman-teman HMI gak apa-apa ya?!", wakil Kasat Intelkam Polresta menerima kami masuk ke kantornya, di sana ada dua perwakilan dari HMI Banyuwangi yang sedang presentasi acara harlah yang hendak mereka adakan di Pendopo Kabupaten Banyuwangi.

Setelah teman-teman HMI menyelesaikan presentasinya, giliran kami yang diwakili oleh Mas Alex membuka percakapan perihal shilaturahim perdana ini yang kami lakukan. "Kami dari tim Waka Deradikalisasi PC GP Ansor Banyuwangi hendak menyambung shilaturahim dengan Kasat Intelkam Polresta kabupaten Banyuwangi Pak. 

Harapannya nanti bisa ada pertemuan berikutnya untuk melakukan MOU antara pihak Ansor dan Intelkam dalam rangka mencegah dan memberantas pergerakan radikalisme di Banyuwangi". Aku menimpali dan menambahkan apa yang sudah diucapkan oleh Mas Alex. Gus Rizki juga menjelaskan lebih detail progam-program yang akan kami lakukan. Mas Thatet menyambung dengan kerja sama antar lembaga termasuk dengan HMI.

"Kami sangat senang dan welcome dengan ajakan Ansor Banyuwangi. Silakan dibuat rundown kegiatan. Bahkan kalau bisa sampai masa akhir periode, sehingga seandainya nanti Kapolrestanya ganti, kerja sama antara Polresta dengan Ansor bisa tetap berjalan", jawaban dari wakil Kasat Intelkam Polresta Banyuwangi. "Nanti kita bisa kerja sama dengan HMI di kampus-kampus di Banyuwangi ya Mas?. Saya juga bagian dari HMI, dulu aktifis sewaktu kuliyah di Surabaya", Mas Thatet memberikan tawaran kepada teman-teman HMI yang duduk di depan kami. "Siap Mas senior, nanti kita bisa komunikasi lebih lanjut", jawab mereka serempak.

Saat adzan ashar terdengar berkumandang, kopi panas disuguhkan. Di luar terdengar suara rintik-rintik hujan. Obrolan kami bersama bapak-bapak intelkam Polresta semakin asyik. "Ini namanya Pak Syamsul, dulu dinas di Muncar", beliau memperkenalkan saya dengan seorang intel yang duduk bersama kami. "Kenal Gus Aziz?", tanyanya. "Iya kenal Pak, masih keluarga. Saya di Pondok Berasan selatan, Mbah KH. Abdul Mannan. Sementara Gus Aziz di Pondok Berasan Utara, Mbah KH. Askandar". Kami mengobrol tentang cerita peristiwa yang ada di Muncar selama ini. Termasuk perkembangan pergerakan radikalisme yang ada di Banyuwangi beberapa tahun belakangan ini.

Setelah sekitar 2 jam lebih kami mengobrol, kami mohon pamit. "Nanti silakan dibuat MOU dengan Polresta khususnya Kasat Intelkam dan tolong dicantumkan rundown kegiatan selama minimal satu tahun ini, kalau bisa ya sampai masa akhir periode, sehingga akan lebih optimal", beliau menutup dengan pesan yang membuat kami semangat untuk action berkhidmah mencegah dan memberantas radikalisme di Banyuwangi. "Siap Pak. Kami Ansor adalah bagian provokator, nanti pihak kepolisian bagian eksekusi", jawabku yang dibarengi dengan tertawanya semua yang hadir.

"Kita ngopi dulu di pantai boom Gus", Mas Alex mengajak kami bersantai di pinggir pantai Boom Banyuwangi. Hujan semakin deras. Aku mengeluarkan syisha yang selalu ready di dalam mobil. Sambil membahas program-program deradikalisasi Ansor Banyuwangi, aku menghisap syisha dan hujan campur angin membuat suasana semakin syahdu. Hingga jam 16.30, kami mohon pamit, Mas Alex pulang ke Blimbingsari. Aku, Gus Rizki dan Mas Thatet meluncur menuju masjid yang berada di dalam kawasan militer Kodim Banyuwangi. Lagi lagi Mas Thatet menyapa salah satu tentara yang ada di depan masjid. "Kok kenal semua to Mas?!". "Teman Gus", jawabnya. Kami sholat dan meluncur pulang ke Muncar. Shilaturahim hari ini berharap memberikan manfaat yang baik untuk Ansor Banyuwangi, umumnya untuk Banyuwangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun