Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencintai Bangsa

11 November 2020   10:26 Diperbarui: 11 November 2020   10:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yudi Latif, MA., P.Hd. mengajarkan Cinta Bangsa (Foto : Tim PK 144)

"Jangan salah, Bung Karno itu dulu pernah jadi santrinya HOS Cokroaminoto yang menjadi pendiri dari Syarikat Islam. Bung Hatta juga anak dari seorang mursyid tarekat Naqsyabandiyah. Sehingga keduanya yang merupakan proklamator bangsa ini, pernah merasakan didikan islami. Islam dan bangsa tidak bisa dibenturkan", ini adalah pesan yang saya tangkap dari pembicara kedua pada hari ketiga, hari rabu pada saat Persiapan Keberangkatan di Hotel Accacia, Jakarta Pusat bersama 114 santri dari seluruh Indonesia oleh LPDP dan disampaikan oleh Bapak Yudi Latif, MA., P.Hd. yang pernah menjadi ketua BPIP.

Tadi, setelah mendengarkan Ibu Amany Lubis yang menjadi rector Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta hingga waktu dhuhur, kami beristirahat. 

Menunaikan shalat dhuhur dan makan siang di restoran hotel. Saya shalat dhuhur sekalian dijamak dan diqoshor, dikumpulkan dan diringkas menjadi masing-masing dua rakaat untuk shalat dhuhur dan ashar. 

Banyak juga teman-teman yang mengikuti jejak saya, namun banyak juga yang tetap ingin sempurna dengan melaksanakan shalat duhur empat rakaat dan nanti sore shalat ashar empat rakaat ketika sudah datang waktunya.

Waktu benar-benar kami gunakan sebaik-baiknya, berjalan sangat cepat. Usai makan dan ngopi untuk stamina hingga malam hari nanti. Jam 13.00 tepat, music di aula hotel tempat acara PK, sudah diperdengarkan. Lagu arab dengan nada music yang asyik. Kami semua memasuki ruangan besar dan luas, yang memiliki dua pintu masuk. 

Rupanya, tim Mas Gilang sudah diberikan waktu oleh Pak Rafi untuk acara Ice Breaking, untuk mendinginkan dan merefresh suasana dan otak yang sudah mendengarkan materi sejak pagi tadi.

Pertama kali yang dilakukan oleh Mas Gilang adalah mengajak kami berdiri, berbaris, lalu lagu diangkatan diputarkan. Ada beberapa teman yang ditunjuk untuk maju memimpin gerakan kereografinya. 

Cantrikabinaya Nagarajaya menghentakkan kami untuk menyanyikan dan menghayati makna kata-kata yang ada di dalam lagunya. "Berfikir semesta, berkhidmah sesama, berjiwa Nusantara", inilah jawaban serentak ketika setelah bernyanyi, Mas Gilang menyebutkan kata Cantrikabinaya Nagarajaya.

Acara masih berlanjut, sambil menunggu pembicara yang belum hadir. Mas Mukhlis dan Mas Jufri meminta kami, masing-masing kelompok untuk maju ke atas panggung, bukan untuk menampilkan aksi dari kelompoknya, namun akan diminta untuk foto bersama Pak Rafi. 

Dalam PK kali ini, Pak Rafi merupakan making maker. Bahkan, cerita dari teman-teman, Pak Rafi juga yang menjadi PIC dari semua PK, penanggung jawabnya. Sehingga dari jajaran kepengurusan di LPDP, Pak Rafi lah yang paling akrab dengan kami, kami bersinggungan langsung, mulai dari acara pra PK, PK, hingga pasca PK.

Yang ditunggu tiba, Bapak Yudi Latif. Secara pribadi, saya mengetahui nama beliau sejak kuliyah S1 dulu di IAIDA (Institut Agama Islam Darussaalam) Blokagung, Banyuwangi, sebelum saya melanjutkan S1 di Universitas Al-Azhar Mesir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun