Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngofi ke 4: Ngobrol Sufi

7 Oktober 2020   21:04 Diperbarui: 7 Oktober 2020   21:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngofi. Ngobrol Sufi di Kantor PCNU Banyuwangi (Foto : Bisyri)

"Kenapa kami memanggil Sayyid Muhammad Alwi dengan sebutan Abuya? Karena beliau itu selalu mengatakan kepada kami bahwa hubungan kami dengan beliau itu bukan antara ustadz dan murid, bukan antara kyai sama santri, tapi lebih dari itu adalah hubungan antara bapak sama anak. 

Terbukti, dalam dua puluh empat jam, beliau itu berkumpul ke keluarganya hanya mulai jam 12 malam sampai jam 3 pagi. Mulai jam 3 pagi sampai jam 12 malam, semua waktunya beliau habiskan untuk ngopeni, mendidik santrinya. 

Jam 3 pagi saat tahajjud, seringkali beliau membangunkan sendiri para santrinya. Itulah kenapa kami memanggil dengan sebutan Abuya". -- KH. Abdillah Mukhtar

"Barang siapa menganggap dengan bersungguh-sungguh, dia mendapatkan apa yang dia inginkan, maka dia telah mengkhayal. Begitu juga barang siapa dengan berpangku tangan tanpa usaha, dia mendapat apa yang dia inginkan, dia juga telah mengkhayal", itulah sepenggal pesan hikmah yang saya dan para jama'ah yang ikut ngaji kemisan di kitab Al-Mukhtar min Kalamil Akhyar. 

Pesan itu seakan mengajarkan untuk selalu menyandarkan sesuatu kepada Allah Swt. dengan selalu menyelaraskan antara tawakkal dan ikhtiyar, sikap pasrah dan berusaha.

Dari banyaknya peserta pengajian kamis pagi di pesantrennya KH. Abdillah Mukhtar yang biasa disapa dengan Gus Dillah, yang biasanya teman-teman menyebutnya dengan ngaji kemisan, ada dua orang yang menjadi sorotan saya. 

Mereka berdua tiap kamis pagi selalu datang bersama. Keduanya masih satu keluarga dan putra dari seorang Kyai yang sudah tidak asing namanya di Banyuwangi. Kedua anak muda itu adalah Gus Nawwal dan Gus Imdad.

Gus Nawwal merupakan putra dari KH. Saifuddin yang mengasuh Pondok Pesantren Bustanul Makmur 2, sedangkan Gus Imdad putra dari KH. Muwafiq yang mengasuh Pondok Pesantren Bustanul Makmur 1 yang ada di Kebonrejo, Genteng. 

Saat pengajian kamis pagi, dimana ada Gus Nawwal, Gus Imdad juga akan tampak. Tempat duduk mereka mengaji juga sering berdekatan dengan kami yang suka mengambil lokasi paling barat dekat asrama dan pemakaman keluarga pesantren.

"Lokasi ngofi ke 4 besok, silahkan di rumah saya saja Gus", selesai pengajian kamis pagi ditutup dan minuman kacang hijau dibagikan ke semua yang menghadiri pengajian, Gus Nawal membuka percakapan untuk penawaran ngofi bulan november ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun