Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Langsung Terbit 3 Buku

28 September 2020   02:34 Diperbarui: 28 September 2020   12:36 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Pak Thamrin Dahlan dan Mas Ahsin di Kantor Kompas Gramedia tahun 2011 (Foto by : Thamrin dahlan)

Salah satu cataatan yang saya tulis waktu itu adalah berjudul "Cairo Oh Cairo". Saat pulang dari kantor Kompas Gramedia, malamnya Pak Thamrin Dahlan langsung membuatkan artikel dari hasil pertemuan kami bersama dengan para pembesar kompasiana tadi, artikel itu berjudul "Pemuda itu bernama Bisyri Ichwan".

Sejak saya bergabung di Kompasiana, sudah ada 306 artikel yang saya tulis, dimana dari 306 itu, 104 diantaranya pernah muncul sebagai headline. 

Sehingga pada pertengahan tahun 2012, saya memiliki inisiatif untuk mengumpulkan artikel-artikel itu dan rencananya saya tawarkan ke beberapa penerbit ternama di Indonesia untuk bisa ditebitkan. Beberapa penerbit saya hubungi dan diantara mereka meminta saya untuk mengirimkan naskah-naskah itu. 

Namun, dari semua penerbit yang saya kirimi naskah, tidak ada satupun yang akhirnya menerimanya dan mau menerbitkan. Beberapa alasan diutarakan. 

Diantara alasan itu yang pernah saya rekam, yang paling banyak adalah apa yang saya tulis terlalu sederhana, catatan-catatan yang saya tulis selama hampir 3 tahun hanya catatan biasa yang dianggap tidak  marketable. Bahasa kasarnya adalah terasa membosankan, ini adalah kesimpulan saya sendiri jika boleh menggunakan bahasa yang agak kasar.

Dari sinilah, sejak pertengahan 2012 berimbas pada semangat saya untuk menulis kembali catatan harian. Sehingga sejak pertengahan 2012 saya tidak pernah menulis lagi dan absen bahkan hilang dari peredaran dunia kepenulisan, termasuk di Kompasiana. 

Perjalanan saya pulang dari Mesir pada tahun 2013, hingga saya menempuh S2 di Jember dan melakukan beberapa bisnis saat di Indonesia, tidak ada catatannya sama sekali dan hanya tersimpan di memori otak saya saja. 

Hingga akhirnya saat saya menempuh pendidikan S3 di Malang yang disponsori oleh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang berada di bawah beberapa kementrian, termasuk diantaranya Kementrian Keuangan yang dinahkodai oleh Ibu Sri Mulyani, saya mulai tertarik untuk menulis lagi di Kompasiana.

Saat saya mencoba untuk login di akun kompasiana, saya selalu gagal. Saya lupa email yang pernah saya gunakan. Sudah sekitar 8 tahun saya absen menulis, bahkan sekedar membuka blog kompasiana saya juga tidak pernah.

Sempat beberapa kali saya mengirim surat di email resmi Kompasiana, jawabannya hanya formalitas saja dan tidak memberikan solusi yang kongkrit.

Hingga akhirnya, saya mencoba jalur belakang. Kebetulan saya berteman di Facebook dengan CEOnya kompasiana saat ini; Mas Nurul. Saya mencoba mengirimkan inbox di Facebooknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun