Mohon tunggu...
bismar siregar
bismar siregar Mohon Tunggu... -

Horas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pantaskah Muhaimin Gunakan Rhoma Irama?

10 Februari 2014   11:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:59 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar, Partai Kabangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan salah satu partai kental tradisi intelektual seperti kehilangan arah, nama besar Partai yang tak lekang dari sosok karismatik Abdurrahman Wahid (Gusdur) ini pun seolah-olah memudar, bahkan warga internal terpecah belah, ada Gusdurian dan ada pula warga nahdiyin yang tak ingin lagi dikelompokkan dalam nama partai ini.

Beberapa waktu lalu mungkin kita masih ingat, bagaiman seteru antara kubu Muhaimin dengan kubu Almarhum Gus Dur, sampai akhirnya PKB jatuh dalam kendali Muhamin, sejak itu dapat dikatakan, selain Muhaimin dapat jatah satu kursi menteri, yakni dirinya sendiri sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transimigrasi (Menakertrans), hampir tak terdengar lagi gelora kerayakyatan yang selama ini diperjuangan PKB

Kalau boleh berkata jujur, berpendapat sendiri, saya mungkin berpandangan Muhaimin hanya membawa PKB kepada partai pragmatis yang jauh dari visi perjuangannya selama ini. PKB terseok-seok di bawah ketiak pemerintah selaku Partai pemerintah yang memilih bergabung dengan kekuasaan ketimbang  menjadi opisisi kerakyatan.

Selain itu, ada pula yang lebih menggelikan, bagaiaman dulunya kehebohan pencapresan raja dangdut Rhoma Irama, Muhaimin yang terang-terangan menyatakan bahwa Rhoma Irama capres PKB akhir-akhir ini mulai menarik kata sendiri, dalam satu statement politiknya Muhaimin menyatakan bahwa Rhoma bukan capres PKB satu-satunya.

Kita juga tentu ingat bagaimana ngototnya Muhaimin mendorong agar ada debat terbuka antara Wiranto dan Rhoma Irama, di sana terlihat sikap Muhaimin untuk terus mendorong atau mungkin memanfaatkan Rhoma  Irama agar bersiteru dengan Wiranto, untunglah, saya kira jawaban Wiranto cukup bijaksana, akan menerima tawaran debat itu bukan dalam keadaan emosi semata. Diketahui seteru PKB- Wiranto ini saat Wiranto menyebutkan capres muncul dari berbagai kalangan, termasuk pedangdut. Pernyataan ini kemudian dibesarkan Muhaimin sehingga jadi polemik. Padahal saat itu Wiranto sudah menjelaskan maksud pernyataannya dan bahkan meminta maaf kepada Rhoma Irama.

Pernyataan Muhaimin yang berubah-ubah soal Rhoma Irama ini tentu melahirkan tanda Tanya publik, bukankah ini pembohongan publik? Atau Muhaimin hanya sedang memanfaatkan Rhoma Irama sebagai figur pendongkrak populeritas PKB?

Makin hari makin aneh saja praktik politik yang dipertontonkan petinggi negeri ini, hampir dikatakan sulit dipercaya, karena seluruh atau sebagainnya dibuat seperti permainan tanpa rasa membohongi mata  dan telinga publik.

Sejak awal dibohongi, lalu bagaimana nasib kita 5 tahun berikutnya? Memalukan sekaligus mencemaskan, jika nasib rakyat ada di tangan orang-orang seperti ini.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun