Mohon tunggu...
bismar siregar
bismar siregar Mohon Tunggu... -

Horas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beranikah Jokowi Lawan Mega?

19 Februari 2014   00:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun Politik semakin panas, sejumlah nama pun mulai dijagokan jadi capres, ada intrik, ada strategi, ada yang berpura-pura dan ada pula yang saling menjatuhkan, kesemuanya akan menjadi makanan kita sampai pilpres 2014 selesai.

Menarik melihat kubu PDI Perjuangan, Kader yang dibina dan dibesarkan partai ini seperti Jokowi mulai jadi bola liar, sampai-sampai Jokowi lebih memilih membenahi jalan berlubang daripada berduat bersama sang ketua umum sebagai cawapres.

Kenapa pilihannya demikian? Padahal Jokowi sendiri selalu menyatakan ndak mikir jadi capres, itulah politik, ada yang malu-malu ada pula yang berterus terang.

Bak peramal amatiran saya coba meramal tahun politik 2014 ini, khususnya perang PDIP dan Jokowi. Kenapa saya katakana perang? Karena gendering mulai ditabuh berbagai pihak, ada gerakan memaksa ada pula gerakan Projokowi.

Sementara itu di Internal PDI P sendiri juga bergejolak penolakan terhadap Jokowi, karena menilai pertarungan memenangkan Jokowi sebagai gubernur baru saja digelar, apalagi masih banyak persoalan Jakarta yang belum tuntas. Jokowi masih seumur jagung menjadi Gubernur, dan beberapa kader yang turut memperjuangkan Jokowi di pelosok-pelosok Jakarta beberapa waktu lalu menuntut Jokowi harus bertanggung jawab menuntaskan masa jabatannya.

Megawati masih terlihat kalem, seperti gaya lamanya, namun internal berbisik, Megawati kehilangan sang penasehatnya, Alm Taufik Kiemas yang dahulu selalu membantu Megawati memantapkan keputsan penting baik sebagai ketua Partai maupun sebagai Presiden. Sudah kehilangan penasehat, Megawati dihadapkan pada masalah pelik untuk memutuskan apakah memajukan Jokowi atau tidak.

Dorongan pencapresan Mega kembali terdengar, walaupun kadan riuh kadang redam. Namun tentu sesuai keputusan internal PDI Perjuangan sendiri, bahwa penentuan capres ada di tangan Mega selaku ketua umum.

Imbasnya apa? PDI Perjuangan terus berkutat dipersoalan internal, sementara caleg-calegnya yang akan bertarung di pileg maret mendatang merasa tidak diperdulikan, akan banyak efek dari kekalutan pencapresan ini. Ini bisa dilihat dari jarangnya mega turun ke Derah-daerah untuk mendorong perolehan suara PDI Perjuangan di Pileg mendatang.

Genderang sudah ditabuh, perang segera dimulai, namun apapun itu, rakyat tentu meninginkan satu perubahan, bukan cekcok dan kerusuhan internal partai yang pada akhirnya juga memusingkan rakyat.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun