Just as a candle cannot burn without fire, men cannot live without a spiritual life. - Buddha
[caption id="attachment_307002" align="aligncenter" width="480" caption="society6.com"][/caption]
Besok tanggal Kamis 15 Mei 2014 merupakan Hari Raya Waisak 2558 di Indonesia. Umat Buddha seluruh dunia dan khususnya Indonesia turut merayakannya. Mari kita lihat ini sebagai momentum tepat untuk merefleksikan nilai-nilai moral ajaran Sang Buddha ke dalam kehidupan nyata. Lalu bagaimana umat Islam dan umat-umat lainnya mampu memantulkan cahaya religius ke dalam sanubari mereka tanpa melihat asal teologisnya?
Saatnya menjaga sikap toleransi guna menjamin terpeliharanya kondisi kehidupan berbangsa yang damai dan harmonis. Saatnya para pemuka agama mengedepankan kearifan, pandangan positif, dan kemuliaan dalam mengajak umatnya menyikapi beragam tantangan pembangunan. Pemuka agama masing-masing diminta memberikan pencerahan yang bijak dan mencerdaskan, seraya terus menunjukkan keteladanan di lingkungan masing-masing.
Kehidupan Sang Buddha patut menjadi contoh sekaligus inspirasi bagi seluruh umat Buddha di Indonesia. Dalam ajaran Sang Buddha tersirat tekad pantang menyerah untuk meraih kebaikan dan kesempurnaan hidup, keluhuran bathin, olah akal budi dan kecerdasan, dan keluhuran cinta kasih,serta harmonisasi manusia dengan alam semesta.
Umat Budha Indonesia sendiri mengapresiasi The Appeal of Conscience Foundation yang telah memberi penghargaan World Statesman Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. etua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Arief Harsono mengatakan ini merupakan pengakuan dunia internasional kepada SBY sebagai salah satu tokoh dunia yang berkontribusi dalam memperjuangkan kebebasan dan toleransi beragama.
Dengan memperingati Waisak, Umat Buddha dapat memperbaharui tekad untuk meneladani nilai-nilai agung yang tercermin dalam ajaran, kehidupan, dan perjalanan spiritual Siddharta Gautama. Melatih dharma akan menggugah kesadaran betapa sejatinya kita memiliki benih keterjagaan. Dengan keterjagaan kolektif, menyemai dan menyiram benih-benih positif secara bersama-sama, terhampar harapan untuk menjadi lebih baik. Jika penguasa suatu negara adil dan baik, para menteri bakal adil dan baik. Jika menteri adil dan baik, para pejabat tinggi pun demikian. Jika pejabat tinggi adil dan baik, bawahannya pun adil dan baik. Jika bawahan adil dan baik, rakyat menjadi adil dan baik.
It is better to travel well than to arrive. - Buddha