Mohon tunggu...
Biru Laut Nusantara
Biru Laut Nusantara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

belajar melihat dinamika

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kutukan PDI Perjuangan dalam Pemilihan Presiden

22 Maret 2014   05:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) adalah partai yang identik dengan peristiwa reformasi 1998, dianggap sebagai harapan baru untuk Indonesia pasca orde baru maka wajar jika PDI Perjuangan mendapatkan suara paling banyak pada pemilihan umum (pemilu) 1999 dengan 33% suara. Pemilu tahun 1999 masih menggunakan sistem lama dimana yang dipilih adalah anggota legislatif baik pusat maupun daerah.

[caption id="attachment_327778" align="aligncenter" width="500" caption="Hasil pemilu legislatif tahun 1999"][/caption]

Harusnya tahun tersebut menjadi tahun PDI Perjuangan. Dengan jumlah kursi paling banyak di parlemen dan popularitas Ketua Umum mereka Megawati Soekarnoputri yang dianggap sebagai pewaris Soekarno, mereka ibarat pelari paling depan sebelum tikungan terakhir menuju garis finish. Tapi apa lacur, munculnya koalisi poros tengah yang beranggotakan yang mencalonkan K.H Abdurrahman Wahid (Gusdur) sebagai presiden mengubur impian PDI Perjuangan dan Megawati, sehingga Megawati harus puas hanya mendapat posisi sebagai wakil presiden. Ini adalah kegagalan pertama PDI Perjuangan memenangkan calon mereka dalam pemilihan presiden. Tapi Megawati akhirnya berhasil menjadi presiden menggantikan Gusdur lewat sidang istimewa MPR pada tahun 2001.

Dalam pemilihan umum tahun 2004, terdapat dua macam pemilihan langsung yaitu pemilihan langsung legislatif, dan pemilihan langsung presiden. Dalam pemilihan umum legislatif PDI Perjuangan kembali bersaing dengan Partai Golkar. Kali ini Prtai Golkar memenangi pertarungan dengan 21,58% suara mengalahkan 18,53% suara milik PDI Perjuangan.

[caption id="attachment_327779" align="aligncenter" width="500" caption="Perolehan suara pemilu legislatif tahun 2004"]

1395416740400520772
1395416740400520772
[/caption]

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Partai Demokratnya memang menjadi pembeda di pemilihan presiden (pilpres) tahun 2004 ini. Dengan kepopuleran SBY, Partai Demokrat mampu menembus lima besar perolehan suara nasional. Prestasi yang sangat bagus untuk ukuran partai yang baru sekali mengikuti pemilu. Tapi tetap saja peluang terbesar masih dimiliki oleh Partai Golkar dan PDI Perjuangan, karena memiliki massa real yang besar. Tapi dengan banyaknya pasangan capres-cawapres yang mengikuti pilpres putaran pertama dan pecahnya suara Partai Golkar dan PDI Perjuangan  karena Jusuf Kalla (JK) dan Agum Gumerlar, maka keuntungan diperoleh pasangan SBY-JK.

[caption id="attachment_327781" align="aligncenter" width="517" caption="Perolehan suara pilpres putaran pertama tahun 2004"]

13954168331668905092
13954168331668905092
[/caption]

Kerena tidak ada pasangan calon yang memenuhi syarat untuk memenangi pilpres yaitu memiliki 50% atau lebih suara maka diadakan pemilihan presiden putaran dua yang akan diikuti oleh pasangan SBY-JK dan Mega-Hasyim. Pilpres putaran kedua ini menjadi kekalahan telak untuk PDI Perjuangan, seakan-akan elemen masyarakat dan partai politik berlomba-lomba mendukung pasangan SBY-JK, sehingga pasangan ini memenangi pilpres 2004 dengan 60,62% suara berbanding 39,38% suara milik Mega-Hasyim. Untuk kedua kalinya PDI Perjuangan gagal mengantar jagoan mereka untuk memenagi pemilihan presiden Republik Indonesia.

Kata pepatah kali ketiga adalah keberuntungan, untuk ketiga kalinya pada tahun 2009 PDI Perjuangan kembali bertarung di arena pileg dan pilpres. Pada pertarungan pemilihan legislatif, PDI Perjuangan dan partai Golkar dikalahkan oleh Partai Demokrat. Dengan keuntungan sebagai partai incumbent Partai Demokrat memperoleh 20,85% suara, menggungguli Partai Golkar dan PDI Perjuangan yang masing-masing hanya memperoleh 14,45% dan 14,03% suara.

[caption id="attachment_327782" align="aligncenter" width="521" caption="Perolehan suara pemilu legislatif tahun 2009"]

13954169291820186144
13954169291820186144
[/caption]

Masih penasaran PDI Perjuangan kembali mengusung Megawati dalam pileg, PDIP harus bertarung dengan partai demokrat yang memegang pemerintahan selama 5 tahun sebelumnya. Koalisi PDI Perjuangan dan Partai Gerindra maju dengan  mengusung pasangan Megawati-Prabowo. Tapi kembali mereka dihajar habis-habisan, kampanye pilpres satu putaran yang didengungkan oleh Partai Demokrat menjadi kenyataan. Perolehan suara SBY-Boediono melebihi 50% tepatnya 60,80%, sedangkan Megawati-Prabowo memperoleh 26,79% dan pasangan JK-Wiranto 12,41%. Pada saat itu ada selentingan bahwa partai incumbent bermain dalam penentuan daftar pemilih tetap (DPT) sehingga banyak orang-orang yang tidak terdaftar dan adanya suara siluman, yaitu orang-orang yang sudah meninggal atau masih belum cukup umur. Untuk ketiga kalinya PDI Perjuangan kembali gagal memenangkan pilpres.

[caption id="attachment_327783" align="aligncenter" width="545" caption="Perolehan suara pilpres tahun 2009"]

1395417068384787988
1395417068384787988
[/caption]

Angka charm, kali ketiga sudah dilewati. Tahun ini keempat kalinya PDI Perjuangan menghadapai pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden. Munculnya kader-kader baru potensial yang telah ditempa di pemilihan kepala daerah seperti Joko Widodo (Jokowi), Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini (Risma) dan Rieke Diah Pitaloka seakan memberi angin kepada PDI Perjuangan untuk merubah image mereka sebagai partai kolot yang harus mencalonkan trah Soekarno sebagai calon presiden.

Benar saja, tanggal 16 Maret 2014 menjadi sejarah baru untuk PDI Perjuangan. Untuk pertama kalinya bukan Megawati yang akan menjadi calon presiden, tetapi Jokowi yang kini menjabat Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

PDI Perjuagan tidak kuasa menahan godaan popularitas Jokowi yang skalanya nasional. Sejauh ini segalanya seperti berjalan sesuai keinginan PDI Perjuangan, hampir semua survey menempatkan Jokowi sebagai calon Presiden paling populer. Tetapi, segala sesuatu yang berjalan terlalu lancar biasanya menyimpan badai yang kapan saja bisa mengaramkan ambisi PDI Perjuangan untuk memenangi pilpres kali ini.

Layak kita tunggu, apakah akhirnya PDI Perjuangan akan berhasil mengakhiri kutukan tidak pernah menang dalam pemilihan presiden?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun