Mohon tunggu...
Birgitta Ajeng
Birgitta Ajeng Mohon Tunggu... -

Buku. Pena. Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lupa

14 Desember 2010   06:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Usia yang semakin tua berjalan seiring dengan kemampuan otak yang semakin sulit menghapal. Elemen warna yang sering aku selipkan dalam buku pelajaran dan catatan tampak tidak mempan.

Jembatan keledai dibuat untuk memudahkan mengingat, layaknya mantera yang satu ini ; “kalau hantu datang mereka dengan cara miring”. Mantera ini merupakan jembatan keledai untuk tangga satuan jarak. mulai dari “kalau” untuk km, “hantu” untuk hm, datang untuk dam sampai miring untuk mm.

Tapi bagaimana jika aku tua, tak punya mantera, lupa pula?

Aku bahagia mengenalmu. Tapi aku lupa dengan hukum keseimbangan itu. Bukankah ketika kamu datang dan masuk ke dalam hidupku, seharusnya aku pun sudah harus siap untuk hari dimana kau akan pergi.

Kau datang dan aku lupa kalau kau bisa saja pergi.

Dan ternyata, kau datang. Kau pergi. Aku lupa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun