Pepatah lama mengatakan, "banyak jalan menuju Roma," yang dapat kita maknai sebagai cara kita memandang serta mencari peluang di setiap kesempatan untuk mencapai suatu tujuan. Jika kita membahas kata "peluang," pastinya kita sering menemui istilah ini dalam berbagai konteks. Bahkan, suatu sektor dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan dari tujuan awal di sektor lain apabila kita bisa mencari letak peluang tersebut. Salah satu contohnya adalah sektor budaya yang dapat memberikan keuntungan di sektor ekonomi.
Â
Indonesia, sebagai zamrud khatulistiwa, terkenal akan budaya yang elok dan beragam. Pulau Bali, yang ikonik dengan kesenian serta warisan budayanya, mendatangkan minat dan ketertarikan dari para pengunjung lokal maupun internasional, sehingga meningkatkan pariwisata serta perekonomian di sana. Begitu pula dengan Kota Yogyakarta yang kental akan kebudayaan Jawa, seperti batik, wayang, dan situs sejarah seperti Candi Borobudur, yang juga memberikan dampak positif di bidang lain.
Â
Salah satu contoh yang menarik adalah Kecamatan Kenduruan di Kabupaten Tuban, tepatnya Desa Tawaran, yang terkenal dengan tradisi Grebeg Tape. Ketika mendengar namanya, Anda pasti sudah memiliki gambaran tentang seperti apa tradisi ini. Grebeg Tape adalah festival budaya yang diadakan dengan kirab gunungan tape, yakni makanan khas daerah, hasil bumi, serta jajanan tradisional yang diarak kurang lebih dua kilometer jauhnya, dari tapal batas Blora, Jawa Tengah, hingga masuk ke wilayah Desa Tawaran. Budaya ini dilaksanakan sekali dalam setahun sebagai bentuk rasa penuh syukur untuk Tuhan Yang Maha Esa atas pemberian warisan kuliner tape di Tawaran.
Â
Tape yang dimaksud adalah jenis tape ketan yang berbahan dasar beras ketan yang difermentasi dan diberi pewarna hijau, lalu dikemas menggunakan daun ploso. Walaupun tape bisa kita temukan di berbagai daerah, seperti Bondowoso yang terkenal dengan tape singkong, Jember dengan prol tape, dan tape singkong yang memiliki rasa manis, atau dari suku Betawi di Jakarta yang dikenal dengan tape uli yang gurih, ada keunikan tersendiri dari tape khas Tawaran. Dari segi pembuatan, konon katanya tape ketan ini menggunakan air dari daerah mereka yang bersifat tawar, sehingga membuat cita rasa pada makanan ini lebih enak. Terlebih lagi, tekstur makanan tradisional hasil olahan fermentasi ini terasa lembut dan aroma yang dihasilkan cukup kuat dan khas.
Â
Tak hanya sebagai tradisi, Grebeg Tape juga menjadi ajang promosi produk kuliner khas Tawaran agar dikenal masyarakat di luar sana. Rata-rata reaksi masyarakat yang tampak antusias dan menanti-nanti acara ini menjadi bukti bahwa kegiatan promosi ini dikategorikan berhasil. Tentunya, dari acara ini memberikan manfaat lebih untuk perkembangan daerah, terutama di sektor ekonomi. Yang awalnya hanya beberapa orang yang memproduksi tape untuk diperjualbelikan, kini hampir seluruh warga daerah menjadikan kuliner ini sebagai sumber mata pencaharian. Bahkan, sudah mulai berdatangan pesanan dari luar kota hingga luar provinsi, terutama pada perayaan hari besar seperti Idul Fitri yang biasa kita sebut lebaran atau acara khitanan dan syukuran. Dengan harga satu ikat yang berisi dua puluh bungkus hanya sepuluh ribu rupiah, rasanya yang enak dan harganya yang ramah di kantong menjadi alasan mengapa produk ini laku di pasar.
Â
Alhasil, produk ini mampu menggerakkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat Desa Tawaran. Modal bahan yang tergolong murah dengan jumlah pemesanan yang tinggi membuat kurva pendapatan condong meningkat secara signifikan. Ditambah lagi, apabila daerah tersebut melakukan penambahan promosi berbasis teknologi dengan memanfaatkan e-platform seperti media sosial, melakukan kolaborasi dari lingkup kecil hingga skala besar dengan kota-kota besar di luar sana, serta membuat inovasi produk yang tetap mempertahankan nilai autentik dan rasa yang konsisten, maka potensi ekonomi daerah akan semakin meningkat.