Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rancangan Penataan, Sebuah Pemikiran (8, Sambungan)

23 Agustus 2018   16:30 Diperbarui: 23 Agustus 2018   16:41 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terkait masalah "kemandirian" itu, hewan gajah yang mana dapat dijadikan sebagai hewan untuk membantu aktivitas manusia, kiranya juga dapat dijadikan contoh kasus mengenai "kekayaan alam" suatu wilayah, yang kiranya mempunyai potensi tetapi belum dikembangkan secara optimal. Pemikiran mengenai hal serupa, kiranya juga berlaku pada berbagai jenis tumbuhan, hewan atau material lain yang ada pada suatu wilayah.

Mungkin saja hal-hal yang ada itu tampak tidak berguna, semata disebabkan karena umat manusia belum sepenuhnya memahami, mempelajari obyek yang bersangkutan, ataupun pada saat ini, belum timbul suatu masalah yang membuatnya menjadi berguna. 

Sekalipun kita mempunyai niatan untuk menghindari timbulnya masalah itu. Ini merupakan salah satu pentingnya upaya mengkonservasi kekayaan alam, tidak semata yang hidup tetapi juga yang tidak hidup. 

Yang terakhir itu mungkin dapat dicontohkan mengenai unsur Silicon (Si). Orang dulu (sebelum masa pertengahan), mungkin telah mendapatinya, tetapi mengacuhkannya, karena mengira itu tidak mempunyai guna/manfaat. Namun pada masa sekarang, apa yang ada di setiap peralatan berbasis atau dibantu dengan sistim elekronika, menggunakannya dengan jumlah tertentu.  

Hal seperti itu tentunya juga perlu ikut disertakan dalam proses berpikir, saat merancang sebuah penataan. Sebutlah, mungkin sebagaimana banyak penulis dan penyair jaman dahulu ujarkan, bahwa itu semua termasuk sebagai "harta terpendam". Di ujung pelangi ? :D

"Kemandirian" itu kemudian juga bisa dipersepsikan sebagai suatu kondisi yang membuat suatu wilayah menjadi "tampak beda" dengan wilayah lain yang ada disekitarnya. Dimana konsep "kemandirian" ini bisa dikatakan sebagai sebuah konsep yang alamiah sifatnya, ketika situasi-kondisi lingkungan di wilayah yang bersangkutan, berbeda dengan wilayah yang ada disekitarnya. Bahasa gaul-nya, "itu mah  udah dari sonomya". :) 

Namun bila suatu wilayah mempunyai situasi-kondisi yang hampir serupa dengan wilayah sekitarnya, maka suatu rancangan penataan pada suatu wilayah yang kiranya telah memenuhi segala persyaratan hingga mendapat nilai "baik", kiranya dapat diterapkan pada wilayah lainnya, dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu tentunya (karena situasi-kondisinya ... hampir serupa, dan bukan ... serupa).  

Yang satu tanahnya berbukit-bukit, yang lainnya tanahnya datar, tentunya tidak bisa disamakan begitu saja, sekalipun wilayah-wilayah itu masih berada dalam bujur dan lintang yang berdekatan di muka bumi ini. 

Keadaan situasi dan kondisi alam itu juga membuat tehnologi yang diterapkan akan berbeda. Dimana itupun kemudian juga harus melihat berbagai faktor lain pada situasi-kondisi wilayah yang bersangkutan. 

Sebagai contoh, terkait masalah bercocok tanam ... dimana itu memerlukan sistim irigasi ... Sistim irigasi pada suatu wilayah yang mendapatkan airnya dari keberadaan sungai besar yang mengalir di dekatnya, akan berbeda dengan sistim irigasi dimana airnya didapat dari air hujan yang turun dan memompa air tanah yang ada di wilayah tersebut.

Pada sistim irigasi yang mendapatkan airnya dari sungai, kelebihan air bisa disalurkan kembali ke sungai yang bersangkutan. Pada masa sekarang, dengan perkembangan tehnologi pengadaan pupuk   baik itu organik dan non organik), mungkin harus ada pemikiran tambahan yang harus dipikirkan juga agar kelebihan air itu tidak membawa serta pupuk, agar kesetimbangan ekosistem sungai dan laut tidak terganggu karenanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun