Mohon tunggu...
Raflidio Setyo Budi
Raflidio Setyo Budi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UPN Jatim

Mahasiswa semester 7 program studi Teknologi Pangan UPN 'Veteran' Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Binadesa UPNVJT Bantu Inovasi Pengolahan Kerupuk Samiler di Desa Kedungudi

6 Desember 2023   20:12 Diperbarui: 6 Desember 2023   21:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedungudi (12-11-2023) --- Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jawa Timur melalui Program Kompetisi Kampus Merdeka Bina Desa (PKKM Bina Desa) membantu masyarakat dalam menerapkan inovasi pengolahan kerupuk samiler di Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Ketua kelompok PKKM Bina Desa Kedungudi 2023 Patricia mengatakan bahwa ada beragam program inovasi pangan yang dijalankan untuk membantu masyarakat dalam memanfaatkan komodotas utama desa dengan optimal. Salah satu upaya program inovasi pangan tersebut yaitu dengan melakukan pengembangan produk kerupuk samiler dengan mensubtitusinya dengan wortel dan daun kelor yang banyak ditanam di pekarangan warga.

"Saat ini kami masih dalam tahap membantu masyarakat lokal untuk mengolah kerupuk samiler dengan subtitusi wortel dan daun kelor, selain itu kami juga akan melakukan pengembangan produk lain dengan memanfaatkan komoditas lokal Desa Kedungudi. Harapannya di KKN tahap selanjutnya ada program yang mendampingi warga dalam upaya mempromosikan dan memasarkan produk ke masyarakat luas," terangnya.

"Kami berencana untuk memberikan pelatihan bagi warga dalam pembuatan kerupuk samiler dengan subtitusi wortel dan daun kelor serta produk pengembangan produk lain dengan memanfaatkan komoditas lokal Desa Kedungudi. Harapannya nantinya warga mau mengolah daging potensi komoditas lokal ini menjadi beragam produk turunan yang bernilai jual tinggi," ucapnya.

Kerupuk samiler merupakan produk olahan pangan utama di Desa Kedungudi dimana desa ini merupakan desa sentra produksi kerupuk samiler di Kabupaten Mojokerto. Kerupuk samiler merupakan olahan pangan yang diolah dari bahan dasar singkong dengan bahan tambahan seperti tepung tapioka dan rempah. Kerupuk samiler yang diproduksi di Desa Kedungudi pada umumnya hanya dibuat dari bahan dasar singkong tanpa subtitusi dari sayuran lain untuk menambah nilai gizi dari produk tersebut. Menanggapi hal tersebut, mahasiswa bina desa teknologi pangan universitas pembangunan nasional veteran jawa timur melakukan pengembangan produk pada krupuk samiler yang diproduksi. Subtitusi dengan wortel dan daun kelor merupakan upaya pengembangan produk yang dilakukan mahasiswa dimana wortel dan daun kelor banyak mengandung vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. 

Selain itu wortel dan daun kelor ini relatif mudah didapat sehingga masyarakat mudah untuk mengaplikasikan produk ini. Produk inovasi ini kemudian diberi nama 'MoCaLer' atau Moringaceae Carrot Samiler. Nama tersebut diambil dari nama latin serta bahasa asing dari daun kelor dan wortel yang menjadi bahan tambahan dalam produk ini. Diharapkan pengembangan produk kerupuk samiler kedepannya lebih beragam lagi dan dengan adanya pengembangan produk ini dapat diterapkan pada UMKM Kerupuk Samiler di Desa Kedungudi sehingga menambah keragaman produ kerupuk samiler yang ada di Desa Kedungudi.

Pada pengembangan produk ini juga dilakukan trial mencari solusi untuk menggantikan peran plastik sebagai alas pencetakan, pengukusan serta penjemuran adonan samiler. Pada trial ini kami membandingkan tiga macam alas yang dapat digunakan yaitu plastik, daun pisang, dan kain. Pada hasil trial tersebut didapatkam hasil bahwa daun pisang merupakan alas terbaik yang berpotensi untuk menggantikan peran plastik sebagai alas pada pembuatan kerupuk samiler. Dasar dari trial mencari pengganti alas plastik ini yaitu adanya keluhan dari masyarakat pelaku usaha samiler yang telah kami survei dimana sebagaian pelaku usaha menyebutkan bahwa mereka takut untuk menggunakan plastik karena sifat dari plastik yang akan melepaskan zat berbahaya jika terpapar panas. Oleh karena itu kai melakukan trial untuk mencari pengganti alas plastik. Hasil dari trial ini kemudian disampaikan kepada pelaku usaha UMKM Kerupuk Samiler sehingga dapat diaplikasikan nantinya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun