Mohon tunggu...
Pendidikan

Umpan Balik Positif dalam Kegiatan Belajar dan Mengajar

9 November 2013   16:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:23 9644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernahkan Anda pernah dipuji seseorang ketika melakukan sesuatu? Bagaimana perasaan Anda? Apakah Anda merasa ingin melakukan hal yang lebih baik lagi? Sebagian besar dari anda mungkin menjawab "Ya". Hal tersebut juga dapat diterapkan di lingkungan pendidikan dengan cara memberikan umpan balik positif.

Umpan balik positif dapat memberikan efek yang baik pada siswa. Karena melalui umpan balik positif siswa dapat merasa bahwa dia diperhatikan gurunya. Selain itu, umpan balik positif membuat siswa semakin giat mengerjakan sesuatu. Karena dia merasa ada orang yang memberikan dorongan untuk menjadi lebih baik. Hal itu dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Karena siswa tidak hanya mengerti tentang kesalahan yang dilakukannya namun siswa juga mendapatkan dorongan dari gurunya untuk terus meningkatkan kemampuan dan membenarkan kesalahannya. Sehingga siswa dapat meningkatkan pencapaian yang dia dapat. Contoh umpan balik positif adalah ketika siswa melaksanakan tugasnya dan melakukan sesuatu yang benar. Maka, siswa pantas diberikan pujian seperti: "Bagus sekali!" "Bagus!" Juga ketika mereka melakukan kesalahan kita harus tetap memberikan umpan balik positif seperti : "Kerjamu sudah baik, namun masih ada yang butuh di tingkatkan" dalam hal ini, kita dapat memberikan dorongan pada siswa bahwa mereka sudah melakukan sesuatu yang benar meskipun belum sempurna.

Umpan balik merupakan komponen penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Umpan balik memiliki dua bentuk, pertama adalah umpan balik secara tertulis dan kedua umpan balik lisan. Selain itu, umpan balik adalah suatu interaksi antara guru kepada siswa dan juga siswa kepada siswa lainnya. Umpan balik membantu siswa memahami kesalahan yang telah ia perbuat. Sehingga siswa mencapai target lebih cepat. Namun, masih banyak guru yang mungkin kurang memahami peran umpan balik bagi siswa dalam masa pembelajaran. Guru jarang memberikan umpan balik kepada siswa karena budaya Asia yang mempengaruhi Indonesia.

Gaya pembelajaran di Asia adalah pengajaran satu arah (one way teaching) dimana seorang guru yang memberikan penjelasan kepada siswa tanpa memberikan kesempatan siswa untuk melakukan sesuatu. Hal itu menyebabkan guru berfokus menyampaian materi. Disisi lain, hal tersebut membuat guru jarang sekali memberikan umpan balik pada siswa. Guru memberikan umpan balik ketika siswa mengerjakan soal-soal tes/ulangan dimana siswa tidak memiliki kesempatan bertanya. Biasanya, guru memberikan umpan balik angka tanpa komentar sedikitpun tentang siswa. Padahal, siswa membutuhkan umpan balik tertulis, tidak hanya angka namun juga komentar dari guru. Lalu, umpan balik apa yang harusnya diberikan guru pada siswa? Umpan balik yang seharusnya diberikan pada siswa adalah umpan balik positif, baik tertulis atau lisan.

Perbedaannya dengan memberikan umpan balik negatif adalah ketika siswa menerima umpan balik negatif, siswa merasa tertuduh dan membuat siswa akan semakin merasa kecil hati untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan pada akhirnya akan membuat keinginan siswa untuk terus belajar akan semakin berkurang.

Lewat artikel ini, saya mengajak semua pembaca untuk dapat memberikan umpan balik positif kepada siswa. Karena melalui umpan balik positif, siswa meningkatkan fokus siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun