Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Konsisten mengangkat isu-isu yang berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama yang terpantau di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Turunkan Kemacetan Jakarta hingga 43%, Ini Strategi Cerdas Pemprov DKI

7 Juli 2025   23:19 Diperbarui: 7 Juli 2025   23:19 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur akibat proyek MRT. (Foto: Billy Steven Kaitjily)

Jakarta, sebagai pusat ekonomi Indonesia, tak terhindar dari padatnya arus lalu lintas. Hal ini semakin diperparah oleh tingginya penggunaan kendaraan pribadi oleh warganya dalam aktivitas sehari-hari.

Dalam laporan tahunan TomTom Traffic Index, yang mengevaluasi kondisi lalu lintas di lebih dari 500 kota di 62 negara, Jakarta pada tahun 2024 berada di peringkat ke90 dunia dengan tingkat kemacetan mencapai 43%.

Angka ini mengalami penurunan signifikan sebesar 10% dibandingkan tahun 2023, ketika itu Jakarta sempat menempati peringkat ke30 kota termacet di dunia.

Uniknya, laporan yang sama, juga mencatat dua kota lain di Indonesia---Bandung dan Medan---berada di antara 20 kota dengan kemacetan terburuk secara global.

Bandung duduk di posisi ke12, dengan ratarata waktu tempuh 32 menit 37 detik per 10 kilometer, sementara Medan berada di posisi ke15 dengan waktu tempuh ratarata 32 menit 3 detik.

Penurunan tajam peringkat Jakarta ini, tentu tak lepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Gubernur Pramono Anung menyebut bahwa, peningkatan kualitas dan jangkauan transportasi publik jadi salah satu faktor utamanya.

Menurut laporan Kompas, saat ini layanan seperti Transjakarta sudah menjangkau 91% wilayah Ibu Kota, melayani sekitar 1,3 juta penumpang setiap hari, dan terintegrasi dengan MRT, LRT (Jabodebek), serta KRL.

Meski demikian, pengguna transportasi publik saat ini, baru mencapai sedikit di atas 21%, sehingga Pemprov menargetkan peningkatannya sebesar 5--10% setiap tahun.

Langkah nyata pemerintah pun sudah dilakukan melalui Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025, yang mewajibkan seluruh pegawai Pemprov, termasuk Parmono sendiri, menggunakan transportasi umum setiap Rabu

 Selain itu, program Car Free Day (CFD) setiap Minggu pagi (06.00-10.00 WIB) dan rencana pelaksanaan Car Free Night (CFN) setiap Sabtu malam (22.00 WIB hingga dini hari), bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor dan menekan polusi udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun