Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Juara Favorit Blog Competition Badan Bank Tanah 2025

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kopaja71 Berkunjung ke M-Bloc Space, Ngapain Aja?

6 Maret 2024   16:52 Diperbarui: 6 Maret 2024   16:57 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopaja71 sedang duduk mendengar penjelasan Mbak Bela mengenai sejarah berdirinya M-Bloc Space. (Sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Di artikel sebelumnya berjudul "Taman Literasi Martha Christina Tiahahu Pada Masa Lalu dan Kini", saya menceritakan mengenai aktivitas Kopaja71 dan Tim Transjakarta di taman literasi.

Di artikel ini, saya akan menceritakan kelanjutan kegiatan kami, terutama saat mengunjungi M Bloc Space. Supaya tidak terpotong, saya sarankan untuk kalian membaca artikel sebelumnya.

Rombongan bertolak dari Taman Literasi Martha Christina Tiahahu menuju M Bloc Space sekitar pukul 09:57 WIB. Perjalanan kami disertai hujan rintik-rintik.

Persis di Seberang jalan taman, ada bank sampah. Mbak Bela mencoba menjelaskan kepada kami tentang fungsi dari bank sampah ini.

Menurut Mbak Bela, kita bisa mendapatkan uang dari bank sampah ini dengan cara menukarkan sampah yang sudah dipilah-piliah. Di Jakarta, kata Mbak Bela, sudah ada banyak bank-bank sampah.

Rombongan terus berjalan dan tiba di M Bloc Space tepat pukul 10:05. Jadi, cukup dekat dari taman literasi.

Kami dipandu Mbak Bela dan Mas Eka masuk lewat pintu utama. Di ruang depan, kami disuguhkan sebuah pemandangan gambar/poster lengkap dengan quotenya terpampang rapi di dinding tembok. Ini merupakan karya anak muda dan merupakan salah spot foto terbaik.

Dari situ, kami menuju tangga yang terletak di bagian belakang. Kami duduk berjejeran di area tangga, sementara Mbak Bela dan Mas Eka mencoba menjelaskan sejarah M Bloc Space pada masa lalunya, disertai beberapa foto zaman dulu.

Menurut Mbak Bela, gedung ini dulunya, merupakan area bekas gedung PERURI (Percetakan Uang Republik Indonesia), yang kemudian disulap menjadi tempat nongkrong oleh sekelompok anak kreatif, sejak 2019.

Lokasinya yang strategis membuat tempat ini ramai dikunjungi, bukan hanya oleh anak-anak muda, tetapi juga oleh orang-orang tua.

Dari tempat duduk kami, saya bisa melihat aktivitas sekelompok anak muda di lorong jalan. Nampak, mereka sedang melakukan pemotretan.

Dari situ, kami dipandu menuju Galeri Museum Peruri yang jaraknya hanya beberapa langkah saja. Museum ini, berisi mesin cetak uang, mesin potong, mesin hitung uang logam, timbangan, hingga mesin handpress yang sudah kuno.

Beberapa anggota Kopaja71 tak ingin melewati kesempatan berfoto dengan latar barang-barang kuno ini, di antaranya Ibu Purba, Mbak Novia, Ibu Uli, dan saya sendiri.

Rombongan terus berjalan menuju M Bloc Market. Mbak Bela menjelaskan bahwa di lokasi ini dijual produk-produk UMKM. Kami diberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak, sambil berkeliling M Bloc Market. Ketua kami, Bang Horas, membeli beberapa snack kecil untuk anggotanya.

Sementara itu, di luar sedang hujan deras -- suara hujannya terdengar sangat keras di atas atap gedung. Untunglah, kami sudah berada di dalam ruangan.

Setelah ngemil, kami dipandu menuju Roastman Caf M Bloc untuk makan siang. Kami melalui pintu utama tadi dan berjalan kaki ke arah kanan, di sini berjejeran beragam caf modern.

Untuk sampai ke ruang makan, kami harus berjalan kaki sedikit menaiki tangga di lantai 2. Wah, ruangannya minimalis dengan dekorasinya yang estetik. Keren!

Kemudian, kami dipersilahkan duduk sesuai dengan nama masing-masing yang sudah tertera di atas meja makan. Sembari menunggu pesanan makanan, Pak Bowo menjelaskan kembali program Transjakarta.

Tak lama, makanan kami diantarkan. Saya dapat nasi goreng, sementara Bu Uli dapat nasi dan ayam goreng dengan sambal yang menggoda.

Oh ya, pesanan makanan yang kami terima siang itu, sesuai dengan pilihan kami masing-masing sewaktu mengisi formulir pendafiaran beberapa hari sebelum dimulai acara. Jujur, menu pilihan makanannya mewah banget.

Seusai makan, acara selanjutnya adalah membuat ecoprint. Menurut Mbak Bela, "ecoprint" berasal dari kata "eco", yaitu alam dan "print", yaitu mencetak. Jadi, ecoprint adalah mencetak dengan memanfaatkan pewarna alami/zat warna daun, akar, dan batang yang diletakan pada sehelai kain.

Mbak Bela dan Mas Eka kemudian membagikan peralatan untuk membuat ecoprint seperti tote bag polos, dedaunan segar, dua lembar plastik bening, dan satu palu dari kayu.

Dengan petunjuk dari Mbak Bela, kami pun langsung mempraktekkannya. Suasana di ruangan itu, tiba-tiba langsung berubah jadi sangat ribut dengan bunyi ketokan palu dari rombongan Kopaja71. Ha-ha.

Nampak Kopaja71 sedang asyik membuat ecoprint. (Sumber gambar: dokpri/Kopaja71)
Nampak Kopaja71 sedang asyik membuat ecoprint. (Sumber gambar: dokpri/Kopaja71)

Sekitar 20 menit mengetok, hasil karya masing-masing anggota Kopaja71 mulai nampak. Punya saya nampak seperti tulang rusuk. Ha-ha.

Setelah itu, kami pun foto ria bersama dengan tim Transjakarta dan Sebumi. Tak lupa, Bang Horas menyampaikan terima kasih kepada Pak Bowo, tim Transjakarta, dan tim Sebumi yang sudah mengajak Kopaja71 untuk mengikuti acara Jakarta Green Tour.

Di luar, hujan sudah mulai reda, kami lalu berpisah tepat pukul 12:11. Ibu Martha dijemput suami di Bloc M, sedangkan Ibu Ameliya ingin melihat bazar dulu di M Bloc Space, sedangkan saya dan anggota lain pulang ke arah kota.

Sekian cerita saya, ketika mengikuti Jakarta Green Tour pada Hari Sabtu, 2 Maret 2024 kemarin. Mudah-mudahan dapat bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun