Mohon tunggu...
billy fachrul0403
billy fachrul0403 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Tinggalkan komentar yang membangun demi kebaikan untuk karya berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pergeseran Budaya Akibat Covid-19

12 Agustus 2020   11:54 Diperbarui: 12 Agustus 2020   12:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awal tahun 2020 Indonesia dihebohkan oleh sebuah virus yang berasal dari kota wuhan, China. Virus yang dikenal dengan sebutan covid 19 ini merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan ringan hingga sedang, dan dapat menyebar dari satu orang ke orang lain dengan waktu yang cepat. 

Oleh karena itu setiap negara membuat kebijakan untuk selalu menjaga jarak bagi tiap individu minimal satu meter, hal itulah yang saat ini dikenal dengan sebutan social distancing atau physical distancing. Termasuk juga Indonesia yang kini telah menerapkan hal tersebut guna menghambat penyebaran virus covid 19.

Dari awal masuknya virus tersebut di Indonesia mulai terbentuk kebudayaan-kebudayaan baru yang menggeser kebudayaan lama yang telah dianut oleh masyarakat Indonesia sejak dulu. Misalnya pada masyarakat pedesaan, mereka yang dahulu rutin melaksanakan kegiatan pengajian, arisan atau perwiritan yang diadakan satu minggu sekali, kini telah mulai dikurangi karena aturan dari pemerintah untuk menghindari perkumpulan dan selalu menjaga jarak satu sama lain. 

Dan saat ini bentuk gotong royong didesa-desa juga telah berubah dari yang dulunya mereka hanya membersihkan halaman-halaman atau lapangan-lapangan, kini mereka bergotong royong untuk menyemprotkan disinfektan kesudut-sudut desa. Ditambah lagi kebijakan pemerintah yang menganjurkan untuk beraktivitas dari rumah makin menyiksa masyarakat kelas bawah yang bekerja menggunakan fisik. 

Bagaimana mungkin seorang kuli bangunan, seorang supir, atau seorang pemulung bekerja dari rumah, apakah rumah dapat dibangun  oleh seorang kuli dari rumah? Bagaimana caranya, mungkinkan rumah bisa di download, mustahil sekali. Inilah yang menjadi keluhan bagi masyarakat kelas bawah yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Saat ini budaya Indonesia yang selalu berjabat tangan ketika bertemu dengan orang lain kini mulai hilang. Karena rasa takut yang ada difikiran tiap orang yang berfikiran takut tertular oleh virus covid 19, sehingga saat ini siapapun itu ketika bertemu pasti selalu menjaga jarak dan tidak lagi berjabat tangan. 

Kemudian saat ini semua diwajibkan untuk selalu mengenakan masker ketika akan keluar rumah, selalu menjaga jarak dan menghindari sentuhan dengan benda dan orang disekitar. 

Hal ini seakan-akan membuat hidup kita saat ini terasa dibatasi, kebudayaan masyarakart Indonesia yang ramah, selalu bertegur sapa tiap kali bertemu kini tidak dapat dilakukan, saat ini semua terasa hidup masing-masing, dan jika terus-terusan seperti ini bukan tidak mungkin kebudayaan masyarakat Indonesia yang lama akan luntur.

Memang masuknya covid 19 ini tidak semuanya membawa dampak negatif, salah satu dampak positifnya adalah saat ini semuanya jadi sibuk untuk selalu menjaga kebersihan, yang sebelumnya kurang memperhatikan kebersihan kini mulai berubah dan selalu menjaga kebersihan dengan selalu membawa hand sanitizer kemanapun merupakan salah satu usaha untuk menjaga kebersihan. 

Mengingat semua yang terjadi saat ini sepertinya inilah titik awal pergeseran budaya di negara kita. Secara spesifik, pergeseran budaya ini akan terjadi dilingkungan kantor, kampus, sekolah dan dalam  kehidupan sehari-hari.

Dilingkungan kantor jelas akan mengalami perubahan, dari sekarang saja sudah mulai dilakukan work from home yaitu segala kegiatan perkantoran dilakukan dari rumah melalui sistem daring, sehingga hal ini nantinya akan membentuk kebudayaan baru didunia perkantoran. 

Begitu juga dalam dunia kampus dan sekolah, semua aktivitas dilakukan dari rumah, mulai dari pertemuan tatap muka yang diganti dengan pertemuan secara online melalui aplikasi-aplikasi yang mendukung. Sampai pengumpulan tugas-tugas hingga ujian yang dilakukan dari rumah. Terlebih lagi pada tahun ini para wisudawan tidak merasakan euphoria kegembiraan wisudah secara normal karena saat ini wisudah juga dilakukan secara online.

Untuk anak sekolah mungkin sebentar lagi akan mulai aktif masuk kesekolah namun dengan ketentuan yang baru, yaitu dengan menerapkan konsep PSBB dengan selalu menjaga jarak satu sama lain. 

Dari sini terlihat bahwa baik kantor, kuliah ataupun sekolah tidak lagi mengutamakan kehadiran dalam aktivitasnyanya melainkan hasil akhir yang menjadi patokan utama. Hampir tak ada kompromi, bagaimanapun keadaan saat ini, dengan cara apapun yang terpenting adalah hasil akhir harus tetap menjadi prioritas utama di era sekarang ini.

Terlepas dari semua masa sulit ini, pasca pandemi nanti kemungkinan akan terjadi transisi yang agak rumit. Pergeseran budaya kerja dan pendidikan kita menjadi satu hal yang menarik. 

Andai semua itu benar terjadi nantinya, maka benarlah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa perubahan adalah soal terpaksa atau dipaksa, selebihnya adalah tinggal soal waktu. 

Tentunya tidak ada yang menginginkan hal ini sebelumnya, ini semua berada diluar kendali kita, kita hanya bisa mengontrol semua ini agar tidak semakin buruk kedepannya. Dengan cara selalu mengikuti protokol pemerintah yang pastinya telah difikirkan yang terbaik untuk negara kita.

Percaya atau tidak perubahan itu pasti akan terjadi dalam sebuah kehidupan, positif atau negatif semua tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kita harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan yang terpenting harus saling bantu membantu bagi sesama. 

Bagi yang memiliki kelebihan mungkin dapat memberikan bantuan kepada mereka yang kekurangan. Karena keindahan tidak akan terjadi jika bukan kita yang menciptakan. Dan keindahan yang paling mudah didapatkan ialah saling berbagi diantara umat manusia.

Intinya hadapi semua permasalahan dengan bijak, karena ini semua bagian dari rencana sang pencipta yang tidak pernah kita ketahui dan pastinya memiliki manfaat bagi kita semua. Tetap pegang teguh apa yang menjadi kebudayaan kita, jangan sampai keadaan merubah segalanya. Tetaplah menjadi masyarakat dunia yang terkenal dengan keramahannya, walaupun kini dilakukan dengan cara yang berbeda. 

Pertahankan apa yang menjadi ciri khas kita, jangan biarkan semua luntur karena keadaan. Cobalah kita yang mengendalikan keadaan dan jangan sampai keadaan yang mengendalikan kita. Bukan berarti kita menentang apa yang telah dianjurkan pemerintah. Tetap laksanakan protokol kesehatan, selalu menjaga kebersihan dan ambil sisi positif dari apa yang telah dianjurkan pemerintah. 

Yakinkan dalam diri semua ini pasti akan berakhir dan keadaan akan kembali normal, hanya saja kita tinggal menunggu waktu itu tiba. Semoga keadaan segera membaik dan kembali normal dan ketika semua kembali normal, hiduplah kembali seperti biasa, belajarlah dari pengalaman dan tetaplah menjadi makhluk sosial yang perduli terhadap sekitar dan percaya bahwa hari ini kita jauh lebih hebat dari hari-hari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun