Mohon tunggu...
Billhaque Khan
Billhaque Khan Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta

Hobi merenung, jajan, baca buku, dengerin musik, olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Adab Murid dalam Kitab Taysirul Khalaq: Relevansi dan Tantangan di Era Modern

28 Mei 2025   10:07 Diperbarui: 28 Mei 2025   10:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan akhlak menempati posisi yang sangat istimewa dalam tradisi Islam. Bahkan, dalam pandangan banyak ulama, pendidikan akhlak seharusnya menjadi tujuan utama yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Kitab Taysirul Khalaq karya Syaikh Hafidh Hasan Al-Mas'udi hadir sebagai salah satu sumber penting yang mengupas tuntas mengenai hal ini. Di antara berbagai topik yang dibahas dalam kitab ini, adab seorang murid mendapat perhatian khusus. Artikel ini akan mengulas secara mendalam konsep adab murid yang tertuang dalam Kitab Taysirul Khallaq, relevansinya di tengah dinamika kehidupan modern, serta berbagai tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.

Adab Murid dalam Kitab Taysirul Khalaq: Fondasi Akhlak Mulia

Kitab Taysirul Khalaq memberikan perhatian khusus pada pembentukan akhlak mulia pada diri seorang murid. Etika ini mencakup bagaimana seorang murid seharusnya bersikap dan berperilaku terhadap dirinya sendiri, terhadap gurunya, dan juga terhadap teman-temannya.

Adab terhadap diri sendiri menekankan pentingnya menjaga kesucian diri, memiliki rasa malu (al-haya') untuk mencegah perbuatan tercela, berlaku hemat (al-iqtishad), serta memiliki sifat qana'ah dan zuhud agar hati senantiasa tenang.

Adab terhadap guru mencakup sikap menghormati guru sebagai pemberi petunjuk ilmu, mendengarkan nasihatnya dengan seksama, serta menghargai ilmu yang diajarkannya.

Adab terhadap teman meliputi sikap saling menyayangi, tidak menghina atau merendahkan teman, serta menjauhi segala bentuk perkataan atau perbuatan yang dapat menimbulkan permusuhan.

Relevansi Adab Murid di Era Modern: Membangun Karakter di Tengah Disrupsi

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang membawa perubahan pesat dalam berbagai aspek kehidupan, nilai-nilai akhlak yang diajarkan dalam Kitab Taysirul Khalaq tetap sangat relevan. Justru, di era yang ditandai dengan disrupsi ini, pendidikan akhlak menjadi semakin penting sebagai benteng untuk membekali generasi muda dengan karakter yang kuat dan mulia

Globalisasi memang menawarkan berbagai manfaat positif, namun juga membawa dampak negatif yang mengkhawatirkan. Perpecahan dalam keluarga, tawuran antar kelompok, kenakalan remaja, serta merebaknya sifat serakah dan egois adalah beberapa contoh dampak negatif yang dapat diatasi dengan pendidikan akhlak yang baik.

Dalam konteks ini, adab murid yang diajarkan dalam Kitab Taysirul Khalaq dapat menjadi pedoman yang sangat berharga bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur.

Tantangan Implementasi Adab Murid: Antara Ideal dan Realita

Meskipun relevan, implementasi adab murid di era modern tidaklah selalu mudah. Terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi agar nilai-nilai akhlak dapat benar-benar tertanam dalam diri generasi muda.

Kurangnya penekanan pada akhlak dalam pendidikan formal. Sistem pendidikan saat ini seringkali lebih fokus pada pengembangan aspek kognitif dan keterampilan teknis, sementara pendidikan akhlak terkesan terpinggirkan.

Pengaruh negatif media sosial dan pergaulan bebas. Arus informasi yang tidak terkendali dan pergaulan yang tidak sehat dapat mengikis nilai-nilai tradisional dan membentuk karakter yang bertentangan dengan adab murid.

Keteladanan yang kurang baik. Kurangnya contoh nyata dari lingkungan sekitar, baik dari guru, orang tua, maupun tokoh masyarakat, dapat menghambat pembentukan akhlak mulia pada diri murid.

Menuju Generasi Berakhlak Mulia: Sinergi dan Upaya Bersama

Mewujudkan generasi muda yang berakhlak mulia adalah tanggung jawab bersama. Diperlukan sinergi antara lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan karakter.

Lembaga pendidikan perlu mengintegrasikan pendidikan akhlak dalam kurikulum secara komprehensif. Keluarga menjadi fondasi utama dalam menanamkan nilai-nilai akhlak sejak dini. Masyarakat berperan dalam menciptakan norma sosial yang mendukung perilaku mulia. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membuat kebijakan yang berpihak pada pendidikan akhlak.

Dengan upaya bersama dan komitmen yang kuat, kita dapat mengatasi berbagai tantangan dan mewujudkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia dan menjadi rahmat bagi semesta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun