Mohon tunggu...
bilal hafizd
bilal hafizd Mohon Tunggu... Pegawai swasta

43120010419 - S1 manajemen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Repleksi Kritis Pendidikan Anti korupsi Di Indonesia

8 Juli 2025   09:11 Diperbarui: 8 Juli 2025   09:11 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap Tertinggi (30--50 tahun): Pendidikan filsafat dan pengalaman praktis dalam mengelola negara. Tujuan utama tahap ini ialah mempersiapkan individu menjadi pemimpin-pemimpin adil, yang tidak dikuasai hasrat kekuasaan.

Format ini dapat diterapkan secara modern untuk membangun sistem pendidikan anti-korupsi jangka panjang. Pendidikan bukan hanya sebagai transmisi ilmu, tetapi sebagai pembiasaan moral dan latihan berpikir kritis terhadap godaan kekuasaan dan uang.

3. Peran Negara: Menjamin Keadilan dan Paideia
Dalam kerangka Platon, negara harus mengambil peran aktif dalam mengatur dan mengawasi proses pendidikan. Negara bukan entitas netral, tetapi instrumen pembentuk karakter warga. Negara ideal---kallipolis---harus memprioritaskan pembentukan jiwa warganya lebih dari pembangunan ekonomi atau kekuatan militer.

Negara yang membiarkan korupsi menyebar berarti gagal menjalankan fungsinya sebagai pengasuh moral masyarakat. Negara ideal wajib menyediakan sarana pendidikan yang adil dan merata agar semua warga, tanpa memandang latar belakang sosial, memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dalam kebajikan. Ketika pendidikan dirusak oleh kepentingan pasar atau politisasi kurikulum, maka misi Paideia gagal total.

4. Peran Pendidik: Filusuf sebagai Penjaga Jiwa
Dalam model Platon, pendidik bukan hanya pengajar informasi, tetapi penjaga jiwa. Seorang pendidik seharusnya memiliki visi kebenaran, integritas, dan keteladanan moral. Dalam The Republic, Platon menyatakan bahwa hanya para filsuf sejati yang layak menjadi raja karena mereka memahami bentuk-bentuk ideal (eidos) dan tidak tergoda oleh dunia bayangan (doxa).

Pendidik dalam sistem Paideia anti-korupsi harus menunjukkan integritas dalam ucapan dan perbuatan. Mereka tidak boleh menunjukkan toleransi terhadap kebohongan, manipulasi, atau pemanfaatan kekuasaan demi keuntungan pribadi. Pendidikan akan kehilangan makna jika sang pendidik sendiri melakukan praktik korupsi kecil seperti manipulasi nilai, gratifikasi, atau plagiarisme.

5. Paideia sebagai Upaya Mengatasi Ketidaktahuan dan Nafsu
Korupsi tumbuh subur di dalam lingkungan yang diwarnai oleh ketidaktahuan (ignorance) dan nafsu (greed). Paideia hadir untuk membongkar akar ketidaktahuan melalui pendidikan filsafat, logika, dan dialektika. Ketika seseorang dilatih untuk bertanya, menguji argumen, dan menilai secara kritis, maka ia tidak akan mudah terperangkap dalam kebohongan sistemik atau justifikasi moral palsu.

Sementara itu, pendidikan moral dan estetika membentuk selera dan emosi yang terkendali. Individu yang memiliki keterampilan mengenali keindahan jiwa dan kebajikan tidak akan tergoda untuk mencemari diri demi materi.

6. Aplikasi Format Paideia Anti-Korupsi dalam Konteks Modern
Model Paideia bisa diadaptasi dalam dunia pendidikan modern sebagai berikut:

Kurikulum Integritas dan Etika sejak dini: Sejak SD, siswa dikenalkan pada cerita-cerita yang menanamkan nilai kejujuran dan keadilan, seperti mitos klasik, tokoh-tokoh jujur, dan praktik demokrasi mini.

Pelatihan nalar logis dan kritis: SMP dan SMA wajib menyelenggarakan pelatihan debat, penalaran logis, dan pengambilan keputusan etis berbasis kasus nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun